Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Asing Bawa Kabur Triliunan Rupiah, Saham BRI, BCA, UNTR, dan ASII Kena Getahnya!

Asing Bawa Kabur Triliunan Rupiah, Saham BRI, BCA, UNTR, dan ASII Kena Getahnya! Kredit Foto: Astra International Tbk
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aksi profit taking yang dilakukan investor menjadi tekanan paling besar bagi aktivitas investasi di pasar saham domestik. Jika dikalkulasikan, dalam sepekan terakhir asing telah membawa kabur dana dari pasar saham senilai Rp2,57 triliun. Angka tersebut sudah termasuk nilai jual bersih yang dibukukan investor pada siang ini, yakni sebesar Rp528,17 miliar. 

Baca Juga: Demo Mahasiswa Belum Menyerah, Rupiah Sudah Berdarah-Darah!

Triliun dana tersebut bocor seiring dengan kurang kondusifnya situasi nasional saat ini. Mulai dari kerusahan yang kembali terjadi di Wamena hingga aksi demonstrasi mahasiswa di berbagai daerah telah memberi ketakutan tersendiri kepada investor untuk stay di pasar domestik. 

Baca Juga: Sakitnya Tuh di Sini! Bursa Asia Paripurna, Pasar Investasi Domestik Malah Kontraksi

Atas maraknya aksi jual oleh asing, saham-saham blue chip, seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Astra International Tbk (ASII) menjadi yang paling terkena getahnya. 

Saham-saham tersebut menduduki posisi teratas sebagai saham dengan net sell paling tinggi, terhitung sampai dengan akhir perdagangan sesi I, Selasa (24/09/2019). Berikut adalah rangkuman perdagangan atas saham-saham tersebut. 

1. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)

Saham BRI menduduki posisi teratas sebagai saham dengan net sell tertinggi, yakni mencapai Rp94,0 miliar. Saham BRI bergerak ke posisi pertama usai menyalip saham BCA di menit-menit terakhir perdagangan sesi I. 

Baca Juga: Bangun Ekosistem Digital, Bank BRI Gelar Ekshibisi BRIAPI

Dengan akumulasi nilai jual bersih tersebut, saham BRI pun terdiskon hingga 1,44% ke level Rp4.120 per saham. Adapun sebelumnya, saham BRI sempat jatuh hingga ke level terendah di Rp4.110 per saham. 

Sejumlah 40,09 juta saham BRI diperdagangkan sebanyak 5.337 kali transaksi dan nilai transaksinya mencapai Rp165,89 miliar. 

2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

Posisi saham dengan net sell  tertinggi kedua masih diduduki oleh saham perbankan, yakni saham BCA. Hingga siang ini tercatat asing mengantongi cuan dari aksi berjualan saham senilai Rp87,4 miliar. 

Baca Juga: BCA Oper Utang TAXI ke Perusahaan Singapura, Investor Bereaksi

Alhasil, harga saham perbankan pimpinan Jahja Setiaatmadja ini pun terkoreksi 0,83% ke level Rp29.875 per saham pada akhir sesi I. Level tersebut sekaligus menjadi yang terendah di sepanjang siang ini. 

Saham BCA diperdagangkan dengan volume 6,24 juta saham sebanyak 3.892 kali transaksi dan nilai transaksinya mencapai Rp186,73 miliar. 

3. PT United Tractors Tbk (UNTR)

Saham berikutnya yang paling banyak dilego asing ialah UNTR. Sebagai saham ketiga teratas dengan net sell tertinggi, keuntungan jual bersih yang dikantongi asing atas saham UNTR mencapai Rp41,7 miliar. 

Baca Juga: Mantap Jiwa! Saham United Tractors Paling Diburu Investor, Padahal. . . .

Dengan begitu, saham emiten penyedia alat berat ini pun terkoreksi 5,32% ke level Rp20.925 per saham, di mana sebelumnya harga saham UNTR jatuh hingga ke level terendah di Rp20.900 per saham. 

Sejumlah 3,12 juta saham telah diperdagangkan dengan frekuensi 5.923 kali transaksi dan membukukan nilai transaksi sebesar Rp65,67 miliar. 

PT Astra International Tbk (ASII)

Posisi keempat diduduki oleh saham ASII yang juga masih satu afiliasi dengan UNTR. Siang ini, nilai asing jual bersih atas saham ASII mencapai Rp40,0 miliar. Aksi tersebut berimbas pada pergerakan saham ASII yang kini minus 2,64% ke level Rp6.450 per saham. 

Baca Juga: Astra Internasional Gencar Digitalkan Tiap Bisnisnya

Harga penutupan tersebut juga menjadi harga terendah yang dicapai ASII sepanjang perdagangan sesi I. Sejumlah 14,13 juta saham diperdagangkan dengan frekuensi 2.376 kali transaksi dan nilai transaksinya mencapai Rp92,01 miliar. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: