Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ternyata di luar perkiraan dengan melemah -1.12% atau 68.59 poin ke level 6.137,61 dengan aksi jual investor asing sebesar Rp773.17 miliar.
Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan bahwa saham-saham pertambangan -1.99% memimpin pelemahan setelah RUU pertambangan meningkatkan kekhawatiran investor akan perbaharuan kontrak yang sebentar lagi kadaluwarsa.
Saham UNTR (-4.07%), ADRO (-5.47%) dan INCO (-4.71%) turun lebih dari satu persen. Aksi demo mahasiswa yang merupakan terbesar sejak demo mahasiswa tahun 1998 silam menyita perhatikan dan meningkatkan kekhawatiran investor akan kondusifitas aktifitas bisnis di Indonesia.
“Investor melakukan aksi panic selling disaat mayoritas bursa saham Asia menghijau alhasil IHSG melemah cukup dalam hingga lebih dari sepersen. Nilai tukar rupiah kembali terdepresiasi sebesar 0.21% kelevel Rp14114 per USD,” ujarnya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Baca Juga: Deretan Saham Top Losers yang Bikin IHSG Terkoreksi 1,11% di Selasa Sore
Dimana, mayoritas bursa saham Asia menguat dengan bursa saham TOPIX (+0.42%), HangSeng (+0.22%), Shanghai (+0.27%) dan Nikkei (+0.09%) naik setelah investor menimbang harapan untuk pembicaraan perdagangan tingkat tinggi bulan depan antara Amerika dan China terhadap data ekonomi.
“Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengkonfirmasi Wakil Perdana Menteri China Liu He akan menuju ke Washington dalam beberapa minggu mendatang dan Cina dikatakan telah memberikan keringanan untuk pembelian kedelai Amerika bebas tarif. Gubernur People's Bank of China Yi Gang mengatakan China tidak terburu-buru untuk menambah stimulus moneter besar-besaran,” jelasnya.
Baca Juga: Sakitnya Tuh di Sini! Bursa Asia Paripurna, Pasar Investasi Domestik Malah Kontraksi
Sementara, burse Eropa membuka perdagangan menguat terbatas dengan indeks Eurostoxx (+0.18%), DAX (+0.06%), CAC40 (+0.23%) sedangkan FTSE (-0.14%) turun. Produsen mobil tergelincir ketika jaksa Jerman mengajukan tuduhan manipulasi pasar terhadap eksekuitas Volkswagen AG. Pound menguat setelah Mahkamah Agung Inggris mengatakan penangguhan Parlemen Perdana Menteri Boris Johnson adalah melanggar hukum, hanya untuk memberikan sebagian dari keuntungannya.
“Francois Villeroy de Galhau mengakui bahwa dia menentang keputusan ECB untuk memulai kembali pelonggaran kuantitatif. Selanjutnya investor akan menanti rilis data penjualan rumah dan stok persediaan minyak di AS,” terangnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri