"2019, penduduk Indonesia sudah 260 juta, tapi gudang beras penuh dan tidak ada impor. Kerja keras pemerintah Jokowi JK membuahkan hasil luar biasa," sebut Amran.
Lebih lanjut Mentan mengatakan, ekspor produk pertanian lima tahun terakhir meningkat hingga 9 juta ton.
Amran berpesan untuk tetap menjaga keberhasilan ini, transformasi pertanian tradisonal ke pertanian modern ini mutlak dilanjutkan, mengembangkan lahan rawa menjadi lahan pertanian baru dalam program Serasi, dan program lainnya. Ketahanan pangan identik dengan ketahanan negara, maka pangan menjadi strategis.
Taufan Akib, Kepala Divre Bulog Jawa Tengah, juga membenarkan jika gudang penuh berlimpah stok beras.
Baca Juga: Hari Tani 2019, Mentan Bahagia Gudang Bulog Penuh Beras
"Ada 30 komplek gudang Bulog di Jawa Tengah, yang berada di subdivre Surakarta, subdivre Pati, subdivre Semarang, subdivre Pekalongan dengan stok 186.000 ton. Khusus gudang di Sukoharjo ada 2 gudang terdiri 4.500 ton cbp, gabah 400 ton," ungkap Taufan.
Taufan juga menjelaskan jika berlimpahnya stok beras dikarenakan pertanian saat ini sudah mengarah ke pertanian modern sehingga lebih efisien.
"Harga gabah petani dengan pengolahan combine harvester harganya Rp5.150-Rp5.200 per kg. Sedangkan jika pengolahan manual harga Rp5.000, selisihnya hingga Rp200. Keuntungan menggunakan combine harvester, gabahnya lebih bersih dan bisa langsung masuk karung. Petani lebih untung karena alat ini meminimalisasi beras terbuang," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti