PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Selatan, Tenggara, Barat (Sulselrabar) menandatangani amandemen Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) dengan PT. Ceria Nugraha Indotama (CNI), berkapasitas 412 Juta VA, salah satu perusahaan tambang yang sepenuhnya dimiliki oleh pemegang saham Indonesia, dan tengah membangun pabrik pemurnian (Smelter) Ferronikel di Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Smelter feronikel PT Ceria memiliki kapasitas input bijih nikel sebesar 5 juta ton dan output dalam bentuk feronikel sebesar 230.000 ton dengan kadar nikel 22%—24% per tahun.
Penandatanganan amandemen SPJBTL tersebut dilakukan di Ruang Rapat Paiton, Kantor Pusat PT PLN (Persero) dan ditandatangani oleh General Manager PT PLN (Persero) UIW Sulselrabar, Ismail Deu dengan Direktur Utama PT Ceria Nugraha Indotama, Derian Sakmiwata, Selasa (1/10/2019). Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi dan Kalimantan, Syamsul Huda turut hadir dan menyaksikan acara tersebut.
Syamsul Huda mengatakan, penandatanganan amandemen SPJBTL ini merupakan salah satu bentuk pelayanan dan dukungan penuh PLN terhadap pertumbuhan industri smelter di Indonesia, salah satunya industri smelter PT Ceria.
“Kita sangat mengapresiasi Kerjasama ini, karena kerjasama ini saling membutuhkan. Pelanggan membutuhkan PLN, begitu pula sebaliknya. PLN ingin maju bersama dengan stakeholder. Mari saling membantu agar kerja sama ini dapat sustain,” terang Huda.
Menurut Huda, PT Ceria Nugraha Indotama merupakan pelanggan PLN dengan layanan khusus premium platinum. Ini merupakan bentuk pelayanan PLN untuk memberikan mutu, garansi, dan tingkat kualitas layanan terbaik.
"Layanan premium platinum ini artinya, PLN memberikan suplai listrik dua sistem yang berbeda untuk menjaga kehandalan listrik dan memberikan jaminan kontinuitas pasokan listrik selama 24 jam sehari kepada smelter PT Ceria," jelasnya.
Realisasi penyaluran tenaga listrik sebesar 412 Juta VA untuk smelter PT Ceria Nugraha Indotama ini akan dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama sebesar 118 juta VA akan direalisasikan bulan Desember 2020. Tahap kedua sebesar 294 Juta VA akan direalisasikan bulan Desember 2021.
Dikatakan, pasokan listrik untuk smelter PT Ceria dipastikan tidak akan mengalami hambatan, seiring keberhasilan PLN mewujudkan interkoneksi sistem kelistrikan antara Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Capaian ini ditandai melalui keberhasilan pengoperasian tegangan satu jalur terhadap jaringan transmisi bertegangan 150 kilo volt (kV) yang terbentang dari Wotu (Sulawesi Selatan) hingga Kendari (Sulawesi Tenggara) sejak tanggal 19 September 2019.
Berlokasi di Gardu Induk Malili dan Lasusua, pengoperasian ini berhasil mengoptimalkan sistem kelistrikan wilayah Sulawesi bagian selatan. Tidak hanya itu, ini juga meningkatkan keandalan dan efisiensi sistem kelistrikan Sulawesi Tenggara. Sementara surplus daya sebesar 400 mega watt (MW) di Sulawesi Selatan, kini dapat terpasok ke Sistem Sulawesi Tenggara.
Interkoneksi ini merupakan buah dari penyelesaian pembangunan yang meliputi 1.265 menara jaringan transmisi dan enam gardu induk. Semua fasilitas itu membentang dari Wotu, Malili, Lasusua, Kolaka, Unaaha hingga Kendari.
“Dalam waktu singkat, pengoperasian tegangan akan dilanjutkan terhadap jalur kedua. Kami berharap dukungan dari seluruh pihak terkait dapat berlanjut guna meningkatkan keandalan interkoneksi ini,” terang Huda.
Sementara itu, Direktur Utama PT Ceria Nugraha Indotama, Derian Sakmiwata, mengatakan sangat mengapresiasi langkah PLN yang mendukung dan menjamin pasokan listrik smelter PT Ceria.
“Kami sangat mengapresiasi dukungan PT PLN yang siap mensuplay listrik dengan daya besar untuk mendukung industri smelter kami," jelasnya.
Selain dukungan PT PLN, Derian juga berharap Smelter PT Ceria mendapat dukungan penuh dari semua pihak, utamanya pemerintah, baik di daerah maupun ditingkat pusat.
“Kami berkeyakinan, industri smelter kami akan cepat beroperasi sesuai jadwal yang direncanakan jika didukung ketersediaan pasokan listrik yang memadai,” tandasnya.
Smelter PT Ceria kata Derian, akan mengadopsi teknologi rotary kiln electric furnace (RKEF) di mana total kapasitas smelter yang direncanakan sebesar 4x72 megavolt ampere (MVA).
Derian juga berharap, kedepannya PLN lebih maju lagi dalam mengembangkan jaringan listrik di tanah air.
"Kami juga berharap PLN dapat menambah wawasan terhadap situasi kelistrikan untuk industri nikel, misal melalui seminar seperti Asian Nickel Conference. Kami sangat senang dan berterimakasih terhadap PLN atas dukungan dan respon yang sangat baik terhadap kami,” pungkas Derian.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: