Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Integrasikan PLBC dengan Kilang Cilacap

Pertamina Integrasikan PLBC dengan Kilang Cilacap Serah terima PLBC dari Direktorat Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia (MP2) kepada Direktorat Pengolahan (30/9/2019). | Kredit Foto: Pertamina
Warta Ekonomi, Jakarta -

Setelah Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) selesai kemarin (30/9/2019) secara resmi dilakukan integrasi pengoperasian dengan Kilang Cilacap eksisting. Hal ini ditandai dengan serah terima PLBC dari Direktorat Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia (MP2) kepada Direktorat Pengolahan. 

Serah terima dilakukan dengan penandatanganan berita acara serah terima oleh Project Coordinator PLBC dan General Manager RU IV Cilacap dan disaksikan oleh Direktur MP2, Ignatius Tallulembang dan Direktur Pengolahan, Budi Santoso Syarif di Kilang Cilacap.

Ignatius Tallulembang menjelaskan bahwa acara serah terima ini menandai beroperasinya PLBC di bawah pengelolaan Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, yang akan memproduksi lebih banyak bahan bakar minyak gasoline berkualitas standar Euro 4.

Baca Juga: Pertamina Bayarkan Kompensasi Minyak Tumpah ke Warga Pulau Seribu. Berapa Duit?

"Dengan beroperasinya PLBC, kemampuan produksi produk Pertamax RON 92 Kilang Cilacap meningkat signifikan menjadi 1,6 juta barel per bulan dari sebelumnya 1 juta barel," ujar Ignatius dalam keterangannya yang diterima, Selasa (1/10/2019).

Selain itu, lanjut Ignatius, beroperasinya PLBC akan mengurangi impor High Octane Mogas Component (HOMC) sebagai komponen blending produk gasoline secara signifikan sehingga berdampak positif pada upaya pemerintah memperkuat cadangan devisa negara.

PLBC sendiri telah menelan investasi US$392 juta dengan lingkup pekerjaan meliputi revamping unit Platforming I sehingga kapasitas produksi meningkat 30% menjadi 18,6 MBSD. Kemudian juga pembangunan unit baru LNHT-Isomerization dengan kapasitas desain 21,5 MBSD serta pembangunan beberapa unit Utilities untuk mendukung unit proses PLBC.

PLBC merupakan lanjutan dari pembangunan Residual Fluid Catalytic Cracker (RFCC) Cilacap, di mana selama empat tahun pengerjaan proyek, pencapaian jam kerja aman tanpa Lost Time Injury (LTI) adalah lebih dari 17 juta jam kerja.

Baca Juga: Kurangi Impor, Pertamina Beli Minyak dari Exxon

Saat konstruksi, PLBC menyerap sekitar 2.500 tenaga pekerja, di mana lebih dari 70% di antaranya adalah pekerja lokal Cilacap.

Direktur Pengolahan, Budi Santoso Syarif mengatakan, Kilang Cilacap merupakan salah satu kilang besar Pertamina yang berperan dalam menjaga swasembada dan kemandirian energi nasional.

"Beroperasinya PLBC yang terintegrasi dengan Kilang Cilacap yang mempunyai kapasitas olah crude sekitar 33,4% dari total kapasitas kilang nasional, akan meningkatkan profit Kilang Cilacap," tutup Budi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: