Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Strategi Kementan Atasi Hama Penggerek Batang Padi

Ini Strategi Kementan Atasi Hama Penggerek Batang Padi Hama peggerek batang padi | Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengembangkan metode atau strategi guna mengatasi Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) sebagai upaya meningkatkan produksi padi. Salah satu hama yang konsen diamati adalah penggerek batang padi. Hal itu disebabkan hama ini yang paling sering menyerang tanaman padi dengan intensitas serangan sampai 90%.

Yadi, salah seorang Petugas OPT Balai Besar Peramalan OPT menjelaskan ada beberapa strategi untuk mengendalikan OPT ini. Yakni bisa dengan pengambilan kelompok telur dan penggunaan bumbung konservasi untuk mengembangkan parasitoid secara alami. Selain itu, bisa juga dengan pelepasan parasitoid dan pelepasan parasitoid dalam bentuk pias harus mengikuti periode penerbangan ngengat. 

Baca Juga: Kemenko Perekonomian dan Bulog Dukung Kementan Dorong Promosi Konsumsi Kedelai Lokal

"Kapan kita harus melepas parasitoid Trichogramma sp.? Yaitu pada saat puncak penerbangan atau pada saat ditemukan kelompok telur di lapangan. Efektivitas penggunaan Trichogramma sp. berkisar antara 30 sampai 70 persen tergantung kondisi lingkungan sehingga dengan cara tersebut dapat mengurangi biaya dan aman bagi lingkungan," bebernya. 

"Hama ini menyerang tanaman padi pada berbagai fase pertumbuhan mulai dari fase vegetatif sampai generatif. Ada 2 gejala yang ditimbulkan dari serangan hama penggerek batang, yaitu sundep dan beluk," demikian dikatakan Kordinator Fungsional Balai Besar Peramalan OPT Kementan, Wayan, di Karawang, Rabu (2/10/2019).

Menurutnya, penggerek batang padi dapat  berkembang 2 hingga 3 generasi setiap musim tanam dengan siklus hidup telur 4-8 hari, larva 19-29 hari, pupa 8-12 har,i dan ngengat 4-7 hari. Si ngengat hama ini mampu terbang 4 sampai 10 km dengan bantuan angin dan tertarik dengan cahaya di malam hari saat terbang.

"Si ngengat ini mampu bertelur 200 sampai 500 butir dan 1 larva yang telah menetas dapat pindah 2 sampai 3 kali dari satu batang ke batang lain dengan benang larva, air, atau angin (berayun, red) dan merusak sehingga dapat merusak 2 sampai 3 batang. Waktu masuk ke dalam batang 10 menit hingga 24 jam,” jelas Wayan.

"Yang harus diperhatikan, hama ini tidak mengenal varietas tahan dan fase kritis tanaman pada saat pembungaan,” pintanya. 

Dewi, Penanggung Kebun Percobaan Balai Besar Peramalan OPT menambahkan waktu yang tepat untuk mengendalikan penggerek batang padi dengan cara melihat perkembangan kelompok telur PBP itu sendiri. Dengan mengambil 10 kelompok telur penggerek batang padi pada pertanaman, masukkan ke dalam 10 plastik transparan, simpan di lokasi yang mudah terlihat seperti di dekat pintu keluar rumah dan amati perkembangan kelompok telur setiap hari. 

"Jika sebagian besar telur sudah menetas menjadi larva, maka saat itu adalah saat yang tepat untuk mengendalikan larva di pertanaman. Pengendalian paling efektif maksimal hingga 15 hari setelah penetasan," sebutnya. 

Kepala Bidang Pelayanan Teknis Informasi dan Dokumentasi Balai Besar Peramalan OPT, Suwarman menegaskan bahwa pengendalian penggerek batang harus dituntaskan di persemaian, jangan memindahkan bibit yang mengandung ulat. Jika ditemukan kelompok telur lebih dari 0.3 /m2 dan telah menetas, aplikasikan insektisida berbahan aktif karbofuran dengan dosis 4 sampai 6 kg/500 m2 dan pengumpulan kelompok telur dan ngengat pada persemaian dilakukan secara berulang-ulang. 

"Jika tuntas di persemaian dapat dipastikan aman di pertanaman sehingga beban pengendalian penggerek batang berkurang,” tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Puri Mei Setyaningrum
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: