Komisi Eropa (EC) menilai, komponen telekomunikasi dari luar Eropa berpotensi menimbulkan ancaman yang lebih besar dibandingkan peralatan yang diproduksi di dalam negeri.
Berdasarkan penilaian risiko, Komisi mengatakan, 5G akan meningkatkan volume ancaman dibandingkan dengan 4G karena peningkatan volume perangkat terkoneksi dan jumlah data sensitif yang akan dikirim.
“Kami percaya, ketersediaan dan keamanan jaringan akan menjadi perhatian nasional karena layanan publik dan industri yang akan bergantung pada konektivitas yang stabil,” kata Komisi, dikutip dari TechRadar, Jumat (11/10/2019).
Baca Juga: Pelatih San Marino Sebut Belgia Mampu Juarai Piala Eropa 2020
Secara khusus, Komisi Eropa khawatir operator seluler akan menjadi lebih tergantung pada pemasok di luar Eropa. Jika ada kerentanan, baik disengaja maupun tidak, dalam perangkat lunak yang digunakan, maka itu berpotensi menjadi ancaman bagi keamanan nasional. Namun, tak ada nama vendor atau negara yang disebutkan secara khusus oleh Komisi.
Komisi menjelaskan, “dalam konteks peningkatan paparan terhadap serangan yang difasilitasi oleh pemasok, profil risiko masing-masing pemasok menjadi sangat penting, termasuk kemungkinan pemasok menjadi sasaran gangguan dari negara non-UE.”
Erricsson dari Swedia, Nokia dari Finlandia bersaing dengan Huawei di pasar perangkat 5G Eropa, pun begitu dengan Cisco dan Samsung.
Namun, Amerika Serikat (AS) sudah memboikot Huawei dari pasarnya karena alasan keamanan nasional. Bahkan mereka menghasut sekutunya untuk melakukan hal serupa.
Sayangnya, AS menuduh Huawei tanpa bukti dan perusahaan China itu berulang kali membantah tuduhan tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: