Ketua Umum Presidium Alumni (PA) 212 Slamet Maarif merespons pertemuan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jumat (11/10).
Ia menyerukan kepada seluruh pengurus dan para alumni 212 untuk tidak melakukan rekonsiliasi dengan pihak dan kelompok politik manapun usai Pemilu 2019.
"Biarkan mereka rekonsiliasi, tapi demi Allah kita tak boleh rekonsiliasi dengan siapapun," katanya kepada wartawan, di Jakarta, Minggu (13/10).
Baca Juga: Hari Ini, Giliran Jubir PA 212 Diperiksa Polisi
Baca Juga: Bahaya, Bahaya Kalau Prabowo Gabung ke Jokowi
Lanjutnya, ia mengaku kecewa bila alumni 212 melakukan rekonsiliasi dengan para tokoh politik. Namun, sambungnya, ia mengajukan beberapa prasyarat agar rekonsiliasi dengan PA 212 bisa dilakukan.
Pertama ialah, memulangkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab dan membebaskan para aktivis dan ulama Islam yang dipenjara.
"Alumni 212 tak pernah akan rekonsiliasi dengan kelompok yang memfitnah ulama, tak ada kata rekonsiliasi dengan kami sebelum memulangkan Habib kita, Habib Rizieq Shihab, sebelum membebaskan para aktivis dan para ulama kami," katanya.
Kemudian, ia menceritakan bahwa pihaknya sudah tidak berkomunikasi dengan Prabowo sejak sidang perselisihan hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Sejak penetapan MK sampai saat ini tidak pernah ada komunikasi dengan Prabowo, kita tak pernah diajak bicara, kita enggak pernah diajak musyawarah lagi. Kita sesuai hasil ijtima ulama IV itu yang kita pegang, tak ada rekonsiliasi," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil