Bicara soal maskapai penerbangan asli Indonesia, tentu langsung terpikir Garuda Indonesia, namun harga tiket pesawat yang mahal, akkan membuat kita berfikir dua kali.
Nah, sebagai solusi untuk kita yang mencari harga tiket pesawat yang lebih ramah di kantong, Garuda punya perusahaan saudari, itulah Citilink. Memang maskapai ini tidak se-premium Garuda, karena Citilink memang dikategorikan sebagai maskapai bertarif rendah alias low cost carrier (LCC).
Tapi jangan salah, Citilink Indonesia kini sudah menjadi maskapai penerbangan dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia sejak 2011. Masa kejayaan Citilink dimulai saat LCC tersebut mulai menggunakan pesawat Airbus A320 pertamanya. Dengan operasi dan finansial yang diawasi Garuda Group, Citilink pun mengalami pertumbuhan cepat. Ini adalah sebagai bagian dari upaya Garuda Group untuk bersaing secara agresif pada segmen pelanggan budget traveller.
Baca Juga: 128 Penerbangan Citilink dari dan Menuju Bandara Halim Dialihkan ke Soekarno-Hatta
Baca Juga: Wadaw! Citilink dan Sriwijaya Air Bakal Pecah Kongsi?
Sejak Mei 2011, penerbangan Citilink Indonesia dikelola oleh Unit Bisnis Strategis (SBU) Garuda Indonesia yang beroperasi di bawah AOC Garuda dan menggunakan nomor penerbangan Garuda.
Citilink Indonesia memiliki visi untuk menjadi maskapai penerbangan berbiaya rendah terkemuka di Indonesia dan sekitarnya, dengan menyediakan layanan transportasi udara yang tepat jadwal, berbiaya rendah dan berfokus pada keselamatan.
Berikut fakta-fakta menarik Citilink Indonesia:
1) Mulai beroperasi bermodalkan dua pesawat kuno
Garuda Indonesia menetapkan Citilink sebagai LCC pada tahun 2001, dan operasinya dimulai pada 16 Juli di tahun yang sama, dengan bermodalkan dua armada pesawat Fokker F28 Fellowship model lama.
Rute awal yang ditempuh Citilink adalah dari Surabaya di pulau Jawa ke berbagai tujuan yang tidak dilayani oleh armada utama Garuda Indonesia: Yogyakarta; Balikpapan dan Tarakan, Kalimantan Utara, tak jauh dari pantai Kalimantan; dan Makassar di pulau Sulawesi. Pada akhir 2001 Garuda secara total sudah mentransfer lima pesawat F28 ke Citilink.
2) Sempat Di-suspend oleh Garuda
Pada tahun 2004, Citilink melayani sepuluh rute, dan Garuda mulai mengganti armada Fokker F28 dengan Boeing 737-300. Pada 2008 Garuda menghentikan sementara operasi Citilink, meluncurkan kembali merek tersebut pada Januari 2009 setelah mengganti Fokker F28 yang tersisa dengan pesawat yang lebih modern. Pada Juli 2010, Citilink memiliki armada dua pesawat Boeing 737-300 dan Boeing 737-400.
3) Program “Zona Hijau” di dalam kabin
Kabin pesawat Citilink memiliki konfigurasi standar 180 kursi. Pada Juli 2018, Citilink memperkenalkan program “Zona Hijau.” Kursi pada lima baris pertama dan baris keluar jendela darurat diberi nama kursi hijau, sedangkan sisanya diberi nama kursi biasa. Penumpang yang ingin memesan atau meminta kursi hijau atau kursi reguler khusus selama pemesanan atau check-in akan dikenakan biaya tertentu. Manfaat tambahan di Zona Hijau termasuk makanan ringan, minuman, dan asuransi
4) Internet di udara: pertama di Asia Pasifik
Pada 16 Januari 2019, Citilink menjadi maskapai bertarif rendah pertama di Asia Pasifik yang menawarkan sambungan internet alias Wi-Fi 35.000 kaki di atas tanah secara gratis, menggunakan GX System Aviation. Penerbangan pertama dengan fitur konektivitas internet adalah penerbangan QG684 pada rute Jakarta ke Denpasar.
5) Kerja sama dengan KL International Airport
Kini kita bisa terbang ke Banyuwangi (BWX) dari Bandara Internasional Kuala Lumpur (KUL) dengan menumpang Citilink Indonesia. Rute ini diadakan tiga kali seminggu. Citilink Indonesia akan mengoperasikan penerbangan BWX-KUL QG514 dengan pesawat Airbus A320 setiap hari Rabu, Jumat dan Minggu dengan frekuensi satu penerbangan setiap hari.
6) Citilink memperbolehkan pramugari berhijab, dengan seragam khusus untuk mereka
Mulai Mei 2018, pramugari yang mengenakan jilbab diizinkan memakai hijab mereka selama bertugas, dan menciptakan desain seragam khusus pramugari berhijab. Menurut Citilink, jilbab tidak akan mengganggu kemampuan pramugari untuk memberikan layanan bagi penumpang.
Sekitar 185 dari 750 pramugari wanita Citilink mengenakan jilbab dalam kehidupan sehari-hari mereka.
7) Punya loyalty program sendiri yang terintegrasi dengan GarudaMiles
Program loyalitas Citilink, Supergreen, telah terintegrasi secara resmi dengan program loyalitas Garuda Indonesia, yaitu GarudaMiles. Jadi sekarang kita bisa mendapatkan GarudaMiles dari penerbangan Citilink dan juga menebus GarudaMiles untuk penerbangan Citilink.
Buat yang sudah bergabung dengan loyalty program Citilink (Supergreen), juga akan secara otomatis terdaftar sebagai anggota GarudaMiles.
8) Citilink bisa membuat rute Perth-Denpasar jadi lebih murah
Perth-Denpasar adalah rute populer dengan beberapa operator sudah menawarkan beberapa penerbangan. Operator yang ada termasuk Jetstar, AirAsia, Batik Air, dan Garuda. Patut dicatat, Qantas maupun Virgin Australia tidak menawarkan layanan Perth-Denpasar.
9) Insiden pilot mabuk
Citilink cukup dirugikan dengan 'insiden' pada tahun 2016 ketika seorang pilot, ketika pesawat akan lepas landas, diduga melakukan pembicaraan pra-penerbangan dalam keadaan mabuk kepada penumpang sebelum penerbangan dari Surabaya ke Jakarta. Para penumpang kemudian memprotes dan mengeluarkan telepon mereka, mulai menelepon kantor maskapai. Pilot tersebut lalu diturunkan dari penerbangan, digantikan pilot lainnya, dan penerbangan itu pun selamat sampai ke Jakarta.
Rekaman video juga tersedia dari pilot yang terlihat kesulitan saat melewati security check di bandara Surabaya. Kejadian ini membuat Citilink memecat pilot yang bersangkutan. CEO maskapai itu, Albert Burhan, juga mengundurkan diri.
10) Berencana membuka rute dari Jakarta ke Jeddah dan Frankfurt
Selain Perth, Citilink telah mengumumkan rencana untuk terbang ke Jeddah dan Frankfurt. Penerbangan jarak jauh ini tentatif akan dimulai akhir tahun 2019 ini. Namun, pesawat Airbus A330neo yang ditetapkan untuk mengoperasikan rute belum dikirim ke maskapai. Aerotime News Hub juga mencatat bahwa maskapai ini ingin memperluas kehadirannya di Australia di luar rencana operasi pertamanya di Perth.
11) Maskapai yang mengantongi banyak penghargaan
Citilink Indonesia memprioritaskan kepuasan pelanggan. Sebagai bukti keberhasilannya dalam komitmennya untuk meningkatkan layanan pelanggan, Citilink Indonesia telah memperoleh beberapa penghargaan termasuk Marketing Campaign at The Budgies dan Travel Awards 2012, Service to Care Award for Airlines untuk kategori Maskapai dari Markplus Insight selama dua tahun berturut-turut (2012) dan 2013).
Citilink juga berhasil menyabet Indonesia Original Brand dan Middle Brand Brand Champions dari Swa Magazine, kategori Indonesia Travel and Tourism Award untuk kategori Leading Low Airline dalam enam tahun berturut-turut sejak 2011-2016 dari ITTA Foundation, dan yang terbaru adalah Asia Best Employer Brand Penghargaan dari Employer Brand Institute Singapura untuk kedua kalinya, Penghargaan eMark Terbaik dari Universitas Telkom, dan Penghargaan Inovasi Top TI untuk Transportasi dari Kementerian Komunikasi dan Teknologi (Kemenkominfo).
Adik Garuda Indonesia ini juga dianugerahi Maskapai Terbaik Pertama di Asia untuk "Low Cost Carrier" versi Skytrax.
12) LCC pertama di Asia yang mendapatkan 4-Star Airline dari Skytrax
Tahun 2018 lalu, Lembaga konsultan dan analis penerbangan global independen asal Inggris, Skytrax, memberikan predikat 4-Star Airline bagi Citilink untuk kategori maskapai penerbangan bertarif rendah (LCC). Ini adalah sertifikasi yang tertinggi di kelas LCC, dan Citilink merupakan LCC pertama di Asia yang mendapatkannya.
Penilaian yang dilakukan Skytrax untuk sertifikasi tersebut meliputi seluruh aspek pelayanan, mulai dari pre-flight, in-flight dan post-flight. Contohnya adalah seberapa prima pelayanan kepada penumpang di bandara, kualitas ruang tunggu, kenyamanan kabin, makanan dalam pesawat, hiburan dalam pesawat dan tentu saja kualitas layanan oleh awak kabin.
Dengan diberikannya sertifikasi 4-Star Airline, artinya standar kualitas Citilink sudah mumpuni, setara dengan LCC asal Eropa Norwegian Airlines dan EasyJet yang juga sudah mengantongi sertifikat yang sama.
13) Mengambilalih Sriwiyaja Air
Efektif pada November 2018, Sriwijaya dan anak perusahaannya NAM Air, akan dikelola oleh anak perusahaan Garuda Indonesia, Citilink. Citilink sekarang bertanggung jawab atas operasi teknis dan manajemen akhir Sriwijaya Air.
Bahkan, review penumpang mengatakan Citilink hampir selalu on-time, Banyak dari mereka merasa puas dan senang dengan layanan prima dan jadwal on-time Citilink. Berikut ini beberapa alasan mengapa harus naik Citilink berdasarkan review penumpang.
Di situs web Airlinequality.com, salah satu penumpang bernama Yudha Fitriansyah mengatakan bahwa dia tak pernah mengalami delay saat naik Citilink.
Yudha menulis: “Ini bukan pertama kalinya (saya) menjadi penumpang Citilink. Tidak banyak (layanan tambahan) yang bisa saya harapkan dari maskapai ini, karena maskapai ini adalah maskapai bertarif rendah. Tapi satu hal yang membuat saya terkesan dengan maskapai ini adalah bahwa sampai sekarang saya tidak pernah mengalami keberangkatan yang terlambat. Awak kabin mereka juga salah satu yang memiliki tata krama terbaik di Indonesia. Saya memesan makanan berat selama penerbangan, nasi goreng yang mereka jual menurut saya memiliki rasa di atas rata-rata. Terbang saja bersama Citilink jika Anda tidak percaya dengan apa yang saya katakan.” tulisnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: