Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bayi di India Ini Masih Hidup Setelah Dikubur Selama Dua Hari

Bayi di India Ini Masih Hidup Setelah Dikubur Selama Dua Hari Kredit Foto: ABC News
Warta Ekonomi, New Delhi -

Seorang bayi perempuan yang baru lahir telah dikubur hidup-hidup selama dua hari sebelum akhirnya ditemukan oleh keluarga yang sedang menggali kuburan untuk bayi mereka sendiri. Meski telah dikubur selama dua hari, bayi di India itu masih hidup.

Awalnya, keluarga yang menemukan bayi tersebut bersiap untuk menguburkan putri kecil mereka yang lahir dalam kondisi meninggal di sebuah pemakaman di Uttar Pradesh, India. Mereka menemukan bayi itu di dalam pot tanah liat dan dibungkus dengan kain dua kaki di bawah tanah.

Mengutip ABC.net.au, Selasa (15/10/2019), bayi yang masih hidup itu kini dirawat dokter. Dia memiliki berat 1,1 kilogram dan menderita infeksi paru-paru. Dokter mengonfirmasi bahwa dari kondisinya, bayi itu telah berada di kuburan dangkal selama dua hari.

Baca Juga: Nenek 75 Tahun di India Melahirkan, Sang Bayi Hanya Punya Satu Paru-Paru

Si penemu bayi, Hitesh Kumar, mengatakan kepada media setempat bahwa dia mengira putrinya yang hendak dikuburkan hidup kembali karena mendengar suara tangisan bayi.

"Pada satu titik, saya berpikir bahwa anak perempuan saya menjadi hidup," kata Kumar. "Tapi suara itu sebenarnya berasal dari panci. Ketika panci dibuka, seorang bayi perempuan ada di dalam," ujarnya.

Bayi yang dikubur hidup-hidup tersebut membutuhkan lebih sedikit oksigen untuk bertahan hidup karena masih prematur. Sejak ditemukan, ia mendapatkan perawatan medis yang didanai oleh politisi lokal Rajesh Kumar Mishra.

Bayi itu telah diberi nama Seeta. Kondisinya kini stabil, tetapi masih menderita infeksi. Dokter memberinya makan setiap dua jam sekali. Polisi juga masih mencari orangtua kandungnya.

Pembunuhan bayi perempuan tidak biasa di India. Menurut data sensus 2011, di New Delhi saja negara itu memiliki 866 anak perempuan di bawah tujuh tahun untuk setiap 1.000 anak laki-laki.

Dr Neelam Singh, seorang ginekolog lokal, mengatakan masalah pembunuhan bayi masih merajalela. Namun, dia menambahkan, lebih banyak kasus ditemukan di negara bagian utara Uttar Pradesh dan Bihar.

Tingkat aborsi untuk bayi perempuan dilaporkan meningkat sejak teknologi ultrasonografi menjadi lebih mudah diakses pada tahun 1970-an, meskipun aborsi berdasarkan jenis kelamin dilarang pada tahun 1994.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: