Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Benarkah Lembur Kerja Akibatkan Pria Berisiko 2 Kali Lipat Alami Kebotakan?

Benarkah Lembur Kerja Akibatkan Pria Berisiko 2 Kali Lipat Alami Kebotakan? Kredit Foto: (Foto: Metro.co.uk)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menjadi seorang karyawan kerapkali kerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaan. Namun ada pula karyawan yang sengaja menambah jam kerjanya agar mendapatkan uang tambahan. Apapun alasannya, lembur tidak baik untuk kesehatan.

 

Penelitian baru menyebutkan bahwa pria yang bekerja lebih dari 52 jam seminggu alias kerja lembur dua kali lebih mungkin untuk alami masalah kebotakan. Hasil ini didapatkan setelah peneliti melakukan studi terhadap 13 ribu pria di Korea Selatan dengan rentang usia 20-59 tahun. Para pria yang menjadi peserta penelitian telah diikuti selama empat tahun.

 

Peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Sungkyunkwan kemudian mengelompokkan pria tersebut berdasarkan jumlah jam kerja dan faktor-faktor lain seperti status, pendapatan, serta kebiasaan merokok. Setelah dianalisis, ditemukan ada hubungan yang signifikan antara jam kerja berlebihan atau lembur dengan kebotakan.

 

Baca Juga: Hasil Penelitian: Wanita Obesitas Lebih Rentan Terkena Kanker Payudara

 

Saat kerja lembur, para pekerja cenderung mengalami stres. Hal itu dapat menyebabkan perubahan hormonal di kulit kepala dan menghambat pertumbuhan folikel rambut. Hasil yang sama pernah diungkapkan oleh penelitian sebelumnya. Dalam penelitian itu dikatakan stres menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut.

 

Hasil dari penelitian ini, para ahli mendesak para pemilik perusahaan untuk mempertimbangkan jam kerja yang lebih baik bagi karyawannya. Sebab jam kerja berlebih tak hanya menyebabkan rambut rontok. Tetapi juga serangkaian efek samping negatif lainnya terhadap kesehatan.

 

 

y37tk2alp1pmczc151o8_12282.jpg

 

"Hasil penelitian ini menunjukkan jam kerja yang panjang secara signifikan terkait dengan peningkatan perkembangan alopecia (kebotakan) pada pekerja pria. Batasan jam kerja untuk mencegah perkembangan kebotakan ini mungkin lebih diperlukan bagi pekerja muda yaitu mereka yang berusia 20-an dan 30-an," ujar penulis utama penelitian, Kyung-Hun Son seperti yang Okezone kutip dari Mirror, Kamis (24/10/2019).

 

Baca Juga: Perhatian, Moms! Hasil Penelitian Menyebut Menyusui Bisa Menekan Risiko Kanker Payudara

 

Pada usia 20-an dan 30-an sekarang ini beberapa tanda kebotakan sudah mulai muncul. Maka menjadi penting untuk melakukan pencegahan.

 

"Intervensi preventif yang bisa dilakukan adalah mempromosikan jam kerja yang sesuai dan wajar seperti yang dianjurkan," imbuh Kyung-Hun Son. Jadi, bagi para karyawan khususnya pria yang senang kerja lembur tapi merasa tak percaya diri apabila rambutnya botak, ada baiknya bekerja sesuai waktu yang disarankan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: