Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perusahaan Asal China Investasi Rp17,1 Triliun Garap Infrastruktur

Perusahaan Asal China Investasi Rp17,1 Triliun Garap Infrastruktur Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Guangxi Road and Bridge Engineering Group (GRBG) menandatangani MoU kerja sama Indonesia–China di bidang pembangunan dan pengembangan infrastruktur. Penandatanganan yang diinisiasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas ini dilakukan di Kantor Bappenas, Menteng, Selasa (29/10/2019).

Melalui MoU tersebut, perusahaan asal China itu menyetujui memberikan investasi kepada PT ICDX Logistik Berikat (ILB) senilai Rp17,1 triliun untuk proyek pembangunan infrastruktur dalam negeri.

Sebelumnya pada 14 Oktober 2019, PT ILB telah melakukan penandatangan dua Head of Agreement (HoA) dengan PT Jasa Sarana senilai total Rp1,04 triliun dan PT Wijaya Karya (Persero) senilai Rp5 triliun melalui fasilitasi PINA, dan dengan PT Waskita Sriwijaya Tol senilai total Rp7,45 triliun pada 16 Oktober 2019.

Baca Juga: Beri Hak Tambang ke China, Korut Minta Imbalan Investasi

Direktur Utama ILB Petrus Tjandra menjelaskan, pendanaan itu berupa pinjaman lunak dengan bunga berkisar antara 4% sampai 5% mengikuti tren suku bunga acuan di China. Sementara untuk tiga tahun ke depan, ILB akan melakukan lindung nilai terhadap bunga yang akan dibayarkan.

"Bisa juga dikonversi jadi kepemilikan saham GRBG terhadap suatu proyek," jelas Petrus.

ILB dalam pendanaan ini berperan sebagai fasilitator yang mempertemukan kebutuhan arus kas perusahaan konstruksi dengan GRBG. Sementara sisa sekitar Rp3 triliun bakal difokuskan untuk mengalirkan pendanaan tersebut ke proyek di Jawa Barat.

Untuk WIKA sendiri, menurut Petrus, pendanaan itu nantinya bakal digunakan untuk kebutuhan material konstruksi berbagai proyek WIKA. Untuk Jasa Sarana, dana itu digunakan untuk proyek Jalan Tol Cisumdawu. Sementara Waskita Sriwijaya Tol akan menggunakan dana itu untuk cash flow operasional proyek Tol Kayu Agung-Palembang-Betung.

Petrus menambahkan, pemerintah telah mengalkulasikan bahwa kebutuhan pendanaan untuk sektor infrastruktur dalam lima tahun ke depan sampai 2024 mencapai Rp6.445 triliun. Kebutuhan yang besar itu terhubung dengan pelaksanaan program pemerintah yang telah menyiapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2020-2024).

Sementara prioritas nasional pemerintah dalam RPJMN tersebut adalah memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar. Dalam lima tahun ke depan, Indonesia tetap akan fokus membangun infrastruktur yang akan berdampak langsung secara sosial dan ekonomi.

Baca Juga: AS Tangguhkan Tarif Produk China, Damai Dagang Makin Sip!

Perumusan kerja sama strategis ini ditujukan untuk memperkuat ekonomi Indonesia dengan penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur untuk menghubungkan hub industri dan ekonomi antarpulau dan dalam pulau. Koridor Ekonomi Komprehensif Regional akan membantu Indonesia mengembangkan pulau-pulau terpisah dari Jawa.

Perencanaan kerja sama ini juga untuk meringankan beban finansial dan meningkatkan ketahanan finansial dengan menciptakan lapangan kerja baru. Kerja sama antara China–Indonesia semata-mata ditujukan untuk stabilitas ekonomi Indonesia dan pemberdayaan sumber daya Indonesia.

Petrus menambahkan, PT ILB siap menyambut kemajuan infrastruktur Indonesia dan bersinergi dengan program pemerintah yang visioner dalam lima tahun ke depan. Kerja sama dengan GRBG dapat menjadi langkah awal pembangunan infrastruktur Indonesia yang terintegrasi.

"GRBG sendiri merupakan salah satu perusahaan engineering terbesar di China yang bergerak di bidang konstruksi," jelas Petrus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: