Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sawit Mampu Gerakkan Pertumbuhan Ekonomi Pinggiran

Sawit Mampu Gerakkan Pertumbuhan Ekonomi Pinggiran Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Nusa Dua, Bali -

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan bahwa Indonesia patut bersyukur atas tumbuh suburnya sawit sehingga menjadikan neraca perdagangan Indonesia lebih baik.

“Sawit sebagai komoditas yang bernilai strategis mampu berkontribusi sebesar Rp270 triliun untuk devisa negara. Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja para pelaku usaha sawit yakni para petani dan pengusaha khususnya Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki)," kata Ma'ruf Amin saat meresmikan pembukaan konferensi Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2019 and 2020 Price Outlook di Nusa Dua, Bali, Rabu (31/10/2019).

Baca Juga: Gapki: Indonesia Harus Perkuat Posisi Sawit di Pasar Global

Wapres menambahkan, pembangunan perkebunan kelapa sawit mampu mendorong perekonomian dan menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru seperti di Sumatera Utara, Riau, dan Kalimantan. Banyak provinsi di Indonesia perekonomiannya bertumbuh karena digerakkan oleh sawit. Bahkan, lanjutnya, keberadaan sawit mampu menggerakkan perekonomian di daerah pinggiran.

"Karena itu, ked epan peran komoditas ini harus terus ditingkatkan. Apalagi karena adanya peningkatan permintaan dunia akan energi berkelanjutan," ucapnya.

Ma’ruf menilai pengembangan kelapa sawit ke depan harus difokuskan pada peningkatan produktivitas lahan dan daya saing. Karena itu, program peremajaan Perkebunan Sawit Rakyat (PSR) dan yang didukung oleh BPDP-KS harus mampu menuntaskan target 185 ribu hektare.     “ Berbagai masalah yang menghambat seperti adminintrasi harus segera diselesaikan, khususnya oleh Kementan.

Selain itu, industri sawit juga perlu konsisten memberikan penghargaan bagi KUD yang punya produktivitas tinggi. Hal ini akan jadi pemicu bagi kelompok lain untuk meningkatkan produktivitas. Di sisi lain, hilirisasi juga perlu ditingkatkan dalam rangka mendorong peningkatan produktivitas.

Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Joko Supriyono, menilai Indonesia perlu memperkuat posisinya di pasar global. Hal ini penting karena sebagai penghasil dan pengekspor terbesar, posisi Indonesia masih relatif lemah khususnya saat pasar berfluktuasi dan harga mengalami penurunan.

Joko mengatakan bahwa dalam dua tahun terakhir pasar komditas sedang mengalami ketidakpastian akibat dari kondisi perekonomian global. "Dampaknya selama dua tahun terakhir harga minyak sawit jatuh pada level terendah," ucapnya.

Penurunan harga minyak sawit ini, lanjutnya, diperburuk perlambatan ekonomi di beberapa negara tujuan ekspor utama. Padahal, perdagangan minyak sawit bagi Indonesia sangatlah penting mengingat peran dan kontribusinya bagi perekonomian Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: