Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Cara Khofifah Genjot Ekonomi Syariah Jawa Timur

Ini Cara Khofifah Genjot Ekonomi Syariah Jawa Timur Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Surabaya -

Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus melakukan sejumlah langkah dan inovasi untuk menggenjot ekonomi dan keuangan syariah di wilayahnya. Adapun salah satu langkah yang dilakukan Pemprov Jawa Timur adalah dengan menginisiasi program One Pesantren One Product (OPOP).

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan bahwa langkah ini tepat karena Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah pesantren terbanyak, yakni lebih dari 6.000 pesantren.

Baca Juga: BI Kembali Terbitkan Buku Keuangan Syariah

"Kami sudah expo dua kali. Kami identifikasi ada 248 item (yang sudah terapkan OPOP)," kata Khofifah dalam acara Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) yang berlangsung 6-9 November 2019 di Surabaya, Jawa Timur.

Program tersebut, lanjut Khofifah, sudah dimasukkan ke dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2020. Namun, agar program OPOP bisa berkembang lebih pesat, Khofifah mengakui butuh sinergi yang luar biasa serta pendampingan yang luas.

"Kami butuh improvement (perbaikan) dari berbagai lini agar OPOP bisa tumbuh besar menjadi ekonomi syariah Jawa Timur," ungkapnya.

Selain OPOP, Pemprov Jawa Timur juga merencanakan untuk membuat program Islamic Science Park. Agar program ini dapat berjalan, Khofifah mengaku sudah mempresentasikannya di hadapan pimpinan fraksi di DPRD Jawa Timur, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, hingga Presiden Joko Widodo. Menurut dia, Islamic Science Park akan menjadi bagian dari Indonesia Islamic Science Park. Islamic Science Park pun diharapkan dapat menarik gravitasi ekonomi syariah dunia ke Indonesia.

Langkah lain adalah mempersiapkan Juleha, alias Juru Sembelih Halal. Menurut Khofifah, hal ini menjadi penting lantaran membangun ekonomi syariah tak hanya dari sisi keuangan syariah, tetapi juga memastikan proses penciptaan pangan halal dari hulu ke hilir.

Juleha tidak hanya untuk sapi, tetapi juga untuk ayam. Sebab, Khofifah mengaku menerima banyak laporan bahwa proses penyembelihan ayam tidak sampai ke syaraf induknya.

"Sehingga ini sebetulnya menjadi tidak sah. Karena disiram air panas, ayamnya mati. Akhirnya, menjadi bangkai," tutur Khofifah. Ia juga menyatakan, Jawa Timur tengah berupaya menangkap potensi industri turunan pangan halal. Ini terkait protein hewani yang prosesnya halal.

"Di Jawa Timur pertumbuhan budi daya sapi per September 2019 tercatat 1,3 juta ekor. Provinsi lain tertinggi 300.000. Saya sampaikan ke Pak Mentan, kenapa tidak bikin industri turunan, tidak sekadar daging, tapi protein hewani?" tutur Khofifah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: