Menurut dia, dari sudut pandang kemanusiaan, memang lebih baik Eropa mengambil kembali warganya karena banyak di antara mereka yang masih berusia anak-anak. "Dari sudut pandang keamanan, jauh lebih baik bagi Eropa memantau warganya apakah mereka telah menolak mereka sebagai warga negara atau tidak," ujarnya.
Pada 9 Oktober lalu, Turki memulai operasi militer di timur laut Suriah. Dalam operasi yang diberi nama Operation Peace Spring itu, Ankara hendak menumpas pasukan Kurdi yang menguasai wilayah perbatasan antara Suriah dan Turki.
Baca Juga: Pasukan Keamanan Turki Tangkap Istri dan Saudara Ipar al-Baghdadi ISIS
Erdogan sempat mengancam akan mengirim jutaan pengungsi Suriah ke Eropa. Hal itu dilakukan jika Uni Eropa melabeli operasi militer Turki di Suriah sebagai invasi. “Hei Uni Eropa, bangun. Saya katakan lagi, jika Anda mencoba membingkai operasi militer kami di Suriah sebagai invasi, tugas kami sederhana, kami akan membuka pintu dan mengirim 3,6 juta migran kepada Anda,” kata Erdogan dalam sebuah pidato pada 10 Oktober lalu.
Turki diketahui menampung 3,6 juta pengungsi selama delapan tahun konflik Suriah. Di bawah perjanjian 2016 dengan Uni Eropa, Turki sepakat mencegah para pengungsi pergi ke Eropa. Sebagai imbalannya, Turki memperoleh dana 6 miliar euro dan perjalanan bebas visa ke Eropa bagi warganya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: