Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan bahwa pariwisata menjadi salah satu sektor yang ditargetkan memanfaatan sumber energi baru terbarukan (EBT), khususnya tenaga surya untuk sumber energi listrik sehari-hari.
Staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup dan Tata Ruang, Kementerian ESDM Saleh Abdurrahman mengemukakan, di antara banyaknya destinasi wisata di Indonesia, setidaknya ada 10 prioritas pariwisata nasional yang akan menggunakan EBT sebagai sumber energi utama.
Kesepuluh destinasi yang juga dikenal dengan sebutan Bali Bali tersebut, yaitu Danau Toba, Belitung, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.
Baca Juga: PLN, Pertamina, dan Len Bentuk Perusahaan Patungan Kembangkan PLTS
"Jadi, ini 10 destinasi prioritas akan kami maksimalkan pemanfaatan PLTS karena daerah wisata itu harus sebanyak-banyaknya menggunakan energi terbarukan," jelas Saleh dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (13/11/2019).
Langkah ini merupakan salah satu perwujudan cita-cita pengelolaan energi yang ramah lingkungan. Seperti diketahui bersama, pada 2025 pemerintah menargetkan penggunakan EBT mencapai 23% dari total bauran energi seluruhnya. PLTS diproyeksikan dapat menyumbang sebanyak 2.023,3 MW di 2025.
Untuk mencapai target 23% pada 2025 tersebut, Saleh memaparkan, setidaknya Indonesia sudah memiliki suplai energi lebih dari 400 MTOE dengan lebih dari 115 GW kapasitas terpasang pada pembangkit listrik yang menghasilkan 2.500 kWh per kapita dalam setahun.
Saat itu rasio elektrifikasi di Indonesia sudah mencapai 100%. "Bagamaina kami mencapai terget tersebut, salah satunya dengan PLTS," jelas Saleh.
Baca Juga: Bangun Bali Baru, BTN Kucurkan Rp2 T ke 2 Pengelola Bandara
Dalam RUPTL, penggunan PLTS ditargetkan terus meningkat tiap tahunnya. Jika tahun ini PLTS ditargetkan menghasilkan 126,8 MW, pada 2022 meningkat menjadi 553,6 MW dan terus meningkat menjadi 993,5 MW di 2025.
Di luar RUPTL, Saleh juga menjelaskan, ada pasar energi yang juga potensial dalam penggunaan PLTS, misalnya PLTS atap, smelter maupun industri lainnya. Pasar energi ini diharapkan dapat menambah pasokan energi sebanyak 201 MW di 2025.
Pemanfaatan sumber energi yang ramah lingkungan ini pula sejalan dengan Paris Agreement yang ditandatangani pada 22 April 2016 di Paris oleh Indonesia melalui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti