Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Warganet Bandingkan Gaji Stafsus dengan Guru Honorer. Hasilnya Ngenes!

Warganet Bandingkan Gaji Stafsus dengan Guru Honorer. Hasilnya Ngenes! Kredit Foto: Antara/NZ
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menunjuk tujuh orang staf khusus (Stafsus) barunya yang berusia muda untuk periode 2019-2024. Mereka disebut-sebut akan mendapatkan gaji Rp51 juta per bulan.

 

Tak hanya penunjukan tujuh Stafsus tersebut yang menuai pro dan kontra karena Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin dinilai gemuk, tetapi juga pendapatan mereka yang dinilai cukup fantatis. Hal ini mengundang berbagai komentar dari kalangan warganet di Twitter, Minggu (24/11/2019).

 

Baca Juga: Yakin Staf Khusus Jokowi Gak Tahu Gajinya Puluhan Juta?

 

Akun @utpux (Ahmad Munawir) misalnya, mengusulkan agar ketujuh Stafsus Milenial Jokowi digaji sesuai upah minimum regional (UMR) saja. Menurutnya, angka Rp51 juta bisa dialokasikan untuk pos-pos lain yang lebih penting. 

 

"Stafsus presiden mah gaji UMR aja udah tanpa tunjangan. Dananya sebar ke pos lain biar bermanfaat," tulisnya.

 

Komentar kritis lainnya juga disampaikan akun Bustami Nardah. Menurutnya, gaji sebesar Rp51 juta yang diterima tujuh Stafus Milenial terlalu berlebihan.

 

"Gaji Stafsus Presiden Rp51 JT/bulan di tengah ekonomi sulit ini, adalah godaan pertama yang harusnya ditolak kaum milenial, kalau mereka tak ingin jadi sorotan rakyat. Mereka ke istana jangan sampai terkesan cari uang, tapi abdikan diri untuk rakyat," cuit akun @narda_bustami.

 

Warganet Twitter lantas membandingkan gaji yang diterima tujuh Stafsus Milenial yang angkanya puluhan juta dengan gaji guru honorer yang hanya menerima beberapa ratus ribu saja.

 

Baca Juga: Jangan Cuma Gimmick, Stafsus Milenial Harus Kerja!

 

Enaknya stafsus Yang Mulia @jokowi. Cukup bertemu 1-2 seminggu sekali dapat gaji 51 jeti. Guru honorer ngajar sebulan paling tidak 26 hari gajinya cuma 300ribu," tulis akun Ronin Askobar.

 

"Jujur ya bang @fadlizon gue gak Setuju ada Stafsus dan di Gaji 51 Juta Sedangkan Gaji Honorer di gaji 150 ribu bahkan ada Guru yg di Pelosok daerah Terpencil ngambil gajinya 3 bulan sekali. Miris sekali gue bang @fadlizon ini namanya Ketidakadilan," komentar Meila Aja berkeluh kesah ke mantan Wakil Ketua DPR Fadli Zon.

 

"Ilmu managemen organisasi wis gak laku lagi.. Tanpa tugas, tanpa ngantor dah bisa dapat gaji Rp 51 jt/bulan. Sungguh hebat nan kaya para pjbt negeri Wakanda," kata akun Mbah_Liem.

 

Meski ada yang kontra atau mengkritisi, namun banyak juga warganet yang mendukung tujuh Stafsus Milenial Jokowi digaji Rp51 juta per bulannya. "Sobat misqueen lihat angka gaji stafsus milenial aja udah melotot. Percaya deh. Angka segitu itu kecil buat mereka. Gak bakal mrk bisa mewah2an dg gaji segitu doang," tulis Gita Hastarika.

 

Baca Juga: Gaji Stafsus Milenial Jokowi Capai Puluhan Juta, PDIP Kok Cuek?

 

"Stafsus presiden 12 orang dg gaji pulihan juta sj ke di hebohin.. Di Nyinyirin.. Di protes ..pura2 amnesia ya kalian bhw ARMADA GUBERNUR DKI DG TGUPP NYA aja 73 orang dg nominal anggaran 19.8 M.. gaji stafsus tdk smp 2 M =12 orang.. bandingkan donk!" komentar akun @wiwied10533590.

 

"Org yg dipilih Presiden rata2 baik Mentri ataupun stafsus rata2 sdh memiliki pendapatan yg luar biasa sblm nya mereka hanya mengabdi untuk Indonesia saya yakin itu biarlah kadrun2 bicara tetaplah berkarya buat Indonesia yg lebih baik," tulis akun @Bams_666. 

 

Pro dan kontra gaji Rp51 juta para Stafsus Muda Presiden ini pun ditanggapi salah satu Stafsus Milenial Jokowi, Gracia Billy Mambrasar di Twitter. "Maaf skali tp tuduhan bhw kami akan bermewah mewah dgn Gaji segitu, jujur,wkt kerja sbg Insinyur d perusahaan migas, gaji sy jauh diatas itu!Sy jg punya company sndiri saat ini dgn penghasilan jauhhh diatas angka itu!Sy trima tawaran stafsus krn sy bgt mencintai Indonesia," tulisnya di akun @kitongbisa.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: