Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anies Kena Sentil Tito, Katanya Jakarta Kayak Kampung dibanding . . .

Anies Kena Sentil Tito, Katanya Jakarta Kayak Kampung dibanding . . . Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) berbincang dengan Mendagri Tito Karnavian (kedua kanan), Menlu Retno Marsudi (kedua kiri) dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri) sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Ratas tersebut membahas penyampaian program dan kegiatan di bidang perekonomian. | Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengingatkan tumbuhnya demokrasi harus diimbangi dengan meningkatnya ekonomi dan pertumbuhan sebuah kota modern yang tertata rapi dan bersih. Ia membandingkan saat bertugas dengan kondisi Ibu Kota Indonesia saat ini yang berbanding terbalik.

Tito membandingkan kondisi Jakarta dengan dua kota ternama di China, yaitu Beijing dan Shanghai. Perbandingan itu dilakukan dalam periode 1998 dan dengan kondisi sekarang.

"Tahun 98 dibanding dengan Jakarta, Beijing seperti kampung. Sekarang kebalik-balik. Pak Anies, saya yakin Pak Anies sering ke China. Kebalik sekarang kali lihat Beijing, Shanghai. Kalau kita lihat ke Jakarta kayak kampung dibanding dengan Shanghai," kata Tito saat Musyawarah Nasional Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (26/11/2019).

Baca Juga: Menteri Tito: Sejak 01-02 Bergabung, Sekarang Urusannya Tinggal 212

Tito mengungkapkan perbandingan ini dirasakan oleh dirinya sendiri saat menjadi siswa Sekolah Staf Komando (Sesko). Saat itu, melakukan studi banding ke China terutama kota Beijing dan Shanghai.

"Masih banyak yang naik sepeda. Beda dengan Jakarta. Beijing kayak kampung, rumah-rumah kumuh, sungai yang kotor hitam, banyak di mana-mana," ujarnya.

Tito menyampaikan betapa terkejutnya ia saat mengunjungi China 20 tahun kemudian. Menurut dia, terjadi perubahan yang sangat signifikan.

"Kemarin saya datang ke sana dalam rangka interpol conference di hotel yang sama, saya melihat sungai yang sama. Sudah banyak orang yang berenang di situ. Airnya bersih, jernih, dulunya hitam pekat," sebutnya.

Dia pun tak sungkan mengibaratkan kemajuan dua kota besar di China seperti kota di negara maju lainnya.

"Dan, kemudian kita melihat Beijing sudah mirip seperti Washington DC, Shanghai sudah mirip New York," kata eks Kapolri itu.

Atas dasar itu, Tito mengingatkan semua kepala daerah terutama para gubernur akan fenomena crossroads demokrasi dan perubahan ekonomi Global. Karena kedua hal tersebut bisa berdampak negatif bila tak segera diantisipasi pemerintah.

Baca Juga: Reuni 212, Anies Diundang Prabowo Ditendang?

"Apakah demokrasi ini membangun sistem meningkatkan kesejahteraan kita? Ini tantangan bagi kita. Kalau kita bisa membuktikan, maka masyarakat akan melihat demokrasi jadi baik," ujarnya.

Tito pun menyinggung jika kesejahteraan tak mampu direalisasikan dalam sistem demokrasi, maka akan membangun persepsi di masyarakat. Persepsi yang dimaksudnya seperti kemunculan tawaran khilafah.

"Maka masyarakat akan mencari alternatif yang lain. Makanya muncul tawaran khilafah, tawaran kembali ke sistem semiotoriter, itu muncul," ujarnya.

Dalam acara Munas APPSI ini dihadiri oleh 34 Gubernur se-Indonesia. Tampak hadir di antaranya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan gubernur lainnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: