Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Klaim Gak Membahayakan, Komunitas Vapers Rontgen Bersama dan Hasilnya...

Klaim Gak Membahayakan, Komunitas Vapers Rontgen Bersama dan Hasilnya... Rokok elektrik alias vape ternyata berpotensi menimbulkan penyakit paru-paru yang misterius dan berakibat kematian. | Kredit Foto: Foto/Medical Xpress
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ratusan pencinta vape menggelar aksi rontgen serentak. Hal itu dilakukan guna membuktikan bahwa vape tidak berbahaya seperti opini yang berkembang luas di masyarakat.

Para pencinta vape itu menolak wacana vape akan dilarang di Indonesia karena dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Mereka menggelar rontgen serentak di Graha Bintaro Raya, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel).

Bertajuk 'Vapers Tangerang Bergerak Rontgen Bersama', komunitas vapers bekerja sama dengan salah satu klinik yang berada di Rawa Mangun untuk melakukan rontgen terhadap mereka guna mengecek kondisi kesehatan mereka.

Baca Juga: Pengamat Hukum Dorong Penjual Vape Cegah Pembeli di Bawah Umur

Ketua Umum Therion DNA Indonesia Yudhichank mengatakan, acara ini diinisiasi oleh komunitas Vaper Indonesia karena ada wacana vape akan dilarang di Indonesia.

"Vape bukan hal yang baru di Indonesia bahkan di dunia, kami berharap pemerintah melakukan penelitian yang objektif seperti halnya yang dilakukan di Inggris, di mana vape di sana sebagai produk resmi yang didukung oleh pemerintah sebagai alternatif pengganti rokok," kata Yudhichank kemarin.

Sementara itu, Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) DPW Banten, Andi Noval yang juga hadir di acara ini mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan komunitas ini. Menurutnya hal ini membuktikan bahwa pengguna vape cukup peduli dengan apa yang mereka yakini.

"Rata-rata pengguna vape ini sudah menjadi pengguna dengan kisaran lebih dari 3 tahun, dan mereka merasakan hasil yang sesuai harapan, bahkan beberapa pengguna rajin melakukan medical check up dan menyimpan data tersebut sebagai bahan rekam jejak medis pribadi, yang mungkin suatu saat bisa menjadi salah satu dokumen pendukung," ungkapnya.

Bahkan menurut Andi, jika di beberapa negara sudah melakukan pelarangan, bukan berarti vape buruk bagi kesehatan. Hal demikian bisa dilihat dari beberapa negara maju.

"Terbukti di Inggris yang sudah melakukan penelitian, malah negara tersebut menganjurkan penggunanya untuk beralih ke vape dan ini dapat dilihat di pernyataan studi terbaru yang dirilis oleh Journal of The American College of Cardiology pada 15 November 2019 menunjukkan kebiasaan vaping pada pria dan wanita serta dampaknya untuk kardiovaskular," sambungnya.

Jurnal berjudul 'Cardiovascular Effects of Switching From Tobacco Cigarettes to Electronic Cigarettes' telah menunjukkan dampak vaskular awal peralihan dari rokok tembakau ke rokok elektrik (vape) pada perokok kronis yang sejauh ini belum banyak diketahui.

Baca Juga: APVI: Jangan Asal Larang Vape, Kaji Dulu!

"Dalam penelitian jurnal tersebut, para penulis melakukan percobaan prospektif, percobaan kontrol secara acak berdasarkan preferensi non-acak paralel. Penelitian menyasar pada perokok kurang-lebih 18 tahun dan merokok sekitar 15 batang per hari selama kurang-lebih 2 tahun dan terbukti bebas dari penyakit kardiovaskular," terangnya.

Andi berharap melalui kegiatan rontgen serentak, masyarakat juga mendapatkan edukasi untuk dapat mengetahui sisi baik dan sisi buruk penggunaan vape, sekaligus juga dapat mencegah penyalahgunaan vape di Indonesia.

"Kami bergerak melalui kegiatan-kegiatan seperti ini agar masyarakat lebih sadar akan kesehatan, karena seperti halnya sisi baik, juga ada sisi buruk penggunaannya, misalnya saja penyalahgunaan narkoba melalui media vape," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: