Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prancis Terancam Kacau Imbas Jutaan Pekerja Protes Reformasi soal...

Prancis Terancam Kacau Imbas Jutaan Pekerja Protes Reformasi soal... Kredit Foto: Reuters/Philippe Wojazer
Warta Ekonomi, Paris -

Prancis terancam akan mengalami kekacauan saat jutaan pekerja melakukan mogok sebagai bentuk protes karena dipaksa pensiun atau menghadapi pensiun. Pekerja sekolah dan transportasi akan bergabung dengan polisi, pengacara dan staf rumah sakit dan bandara untuk melakukan unjuk rasa.

Pemogokan nasional itu telah disetujui oleh serikat pekerja yang tidak puas dengan rencana Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mereformasi sistem pensiun berbasis poin universal. Pihak berwenang telah berusaha menerapkan rencana untuk menangani gangguan tersebut.

Aksi mogok kerja diperkirakan akan berlangsung pada Kamis (5/12/2019) dan beberapa pemimpin serikat pekerja telah memperingatkan mereka akan melanjutkan aksi mereka sampai Macron membatalkan untuk merombak sistem pensiun.

Baca Juga: 3 Negara Eropa Kirim Surat ke DK PBB, Isinya Mengatakan Kalau Iran...

Pemerintahan Macron berharap menghindari terulangnya pemogokan massal negara itu atas reformasi pensiun pada tahun 1995, yang melumpuhkan sistem transportasi selama tiga minggu dan menarik dukungan rakyat besar-besaran.

Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner mengatakan pada malam sebelum pemogokan bisa terjadi di 250 titik di seluruh negeri, beberapa di antaranya katanya dapat berubah menjadi kekerasan.

"Kami tahu akan ada banyak orang yang terlibat dalam protes ini dan kami tahu risikonya. Saya telah meminta itu secara sistematis ketika ada kerusuhan atau kekerasan kami segera melakukan penangkapan," katanya melansir BBC.

Sejumlah kelompok pemrotes rompi kuning yang dikenal sebagai "gilets jaunes" mengatakan mereka berencana untuk bergabung dengan para demonstran.

Serikat pekerja yang mewakili karyawan di sektor transportasi, seperti operator bus dan karyawan kereta api, semuanya sepakat untuk mogok.

Beberapa layanan regional bahkan tidak akan berjalan sama sekali. Layanan internasional seperti Eurostar dan Thalys akan terpengaruh, dan Eurostar telah mengumumkan jadwal pengurangan hingga 10 Desember.

Di Paris, operator KRL memperingatkan para penumpang bahwa layan KRL akan terganggu sepanjang aksi protes. Dari 16 jalur KRL, hanya lima yang akan beroperasi.

Selama pemogokan terhadap reformasi pensiun yang direncanakan pada bulan September, sejumlah penumpang menggunakan sepeda dan jaringan skuter untuk berkeliling Paris. Layanan pinggiran kota dan pusat kota Paris akan sangat terpengaruh.

Baca Juga: Robot Militer Canggih Diisukan Bakal Moncer di Pertempuran, tapi Prancis Gak Setuju karena...

Pengontrol lalu lintas udara juga turun ke jalan untuki mogok. Tiga puluh persen penerbangan domestik Air France akan dibatalkan, sedangkan EasyJet telah membatalkan lebih dari 200 penerbangan.

Perawat dan staf rumah sakit, pengacara dan petugas polisi, pengumpul sampah, staf energi dan pekerja pos antara lain berpartisipasi dalam aksi pemogokan.

Menteri kesehatan mengatakan belum jelas seberapa parah rumah sakit akan terpengaruh, tetapi persiapan telah dilakukan untuk menghadapi pemogokan. Orang tua dengan anak-anak usia sekolah dasar juga akan terpengaruh.

Serikat guru sekolah dasar terbesar di Prancis mengatakan pihaknya memperkirakan sebanyak empat dari 10 sekolah akan ditutup di seluruh negeri. Sekitar 70 persen dari guru sekolah dasar diharapkan terlibat dalam aksi mogok.

Serikat pekerja yang mewakili sekolah menengah atau tinggi mengharapkan 60% guru mogok, tetapi sekolah-sekolah akan tetap buka.

Petani, yang mendapatkan dana pensiunnya termasuk yang terendah di negara itu, mengatakan mereka tidak akan bergabung dengan aksi pemogokan. Prancis saat ini memiliki sistem puluhan skema berbeda dan Macron ingin membuat sistem terpadu.

Rencana baru Presiden Prancis bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada karyawan yang setiap hari bekerja, mendapatkan poin, yang nantinya akan ditransfer ke saat masa pensiun.

Usia pensiun resmi telah dinaikkan dalam dekade terakhir dari 60 menjadi 62, tetapi tetap salah satu yang terendah di antara kelompok negara-negara kaya OECD (DeskripsiOrganisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi). Di Inggris, misalnya, usia pensiun adalah 65.

Baca Juga: Lagi Patroli Laut, Kapal Perang AS Sita Komponen Rudal Canggih yang ternyata Milik...

Perpindahan ke sistem pensiun berbasis poin universal akan menghapus pensiun yang paling menguntungkan untuk sejumlah pekerjaan mulai dari pelaut hingga pengacara dan bahkan pekerja opera.

Sementara itu, mereka yang pensiun sebelum 64 tahun akan menerima dana pensiun yang lebih rendah. Misalnya, seseorang yang pensiun pada usia 63 akan menerima 5 persen lebih sedikit, jadi serikat pekerja khawatir itu berarti harus bekerja lebih lama.

Usia di mana warga negara dapat mulai menarik pensiun bervariasi di seluruh Uni Eropa (UE).

Apa yang dikatakan pekerja?

Beberapa pekerja telah menjelaskan keluhan mereka, mulai dari gaji yang buruk hingga frustrasi dengan kelas politik.

Pengemudi KRL di Paris Damien Vitry mengatakan kepada situs berita France Info bahwa ia bekerja agar orang lain dapat merayakan Malam Tahun Baru.

"Kamu kehilangan kehidupan keluargamu dan itu sebabnya kami mendapat kompensasi," katanya. "Reformasi pensiun ini agak seperti pertandingan sepak bola di mana mereka mengubah aturan di babak pertama,” kata dia.

Baca Juga: Dukung Pernyataan Macron, Rusia: Eropa Barat Harus Terlibat Perundingan Senjata Nuklir

Masinis kereta api, Cyril Romero dari Toulouse, mengatakan kepada France Info bahwa dia akan mempertimbangkan kembali pekerjaannya jika reformasi berjalan.

"Saya mulai pada tahun 2001 dengan kontrak yang memungkinkan saya untuk pensiun pada usia 50. Tapi seperti orang lain, saya mendapatkan reformasi yang mendorong kembali usia pensiun saya menjadi 52 tahun dan kemudian, pada kenyataannya, 57-dan- setengah untuk pensiun penuh. Sekarang mereka ingin membuat kita bekerja lebih lama. "

Seorang guru sejarah yang tidak disebutkan namanya, menulis di Huffpost, berencana untuk mogok pada hari Jumat dan juga Kamis.

"Bagi saya, reformasi pensiun adalah satu pukulan telak. Kami berjuang untuk tidak kehilangan ratusan euro dana pensiun dalam sebulan, setelah lebih dari 40 tahun bekerja.

"Bagaimana kamu bisa bermimpi mengakhiri karirmu di depan murid di atas usia 70 tahun, dalam kondisi yang memburuk dan apa yang bagi kebanyakan dari kita hanyalah upah minimum?"

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: