Korut Marah, Kim Jong-un Kembali Disebut 'Rocket Man' oleh Trump
Pemerintah Korea Utara (Korut) marah setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menjuluki Kim Jong-un dengan sebutan "Rocket Man" atau "Manusia Roket". Pyongyang mengancam akan mengerahkan persenjataannya untuk merespons penghinaan dari pemimpin Amerika yang mereka sebut "dotard" atau "pikun karena tua".
Ancaman dilontarkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Choe Son-hui. Aksi bertukar julukan antara kedua pemimpin terjadi beberapa tahun lalu ketika kedua negara berada di ambang konflik, dan Korea Utara saat itu gencar melakukan uji coba senjata nuklir dan rudal jarak jauh.
Pemimpin Korut, Kim Jong-un, telah menangguhkan tes senjata nuklir dan rudal jarak jauh sejak 2018 saat ia mengejar kebijakan diplomasi dengan Trump. Namun, rezim Pyongyang telah memberi sinyal kembali melanjutkan program persenjataannya karena Washington tidak menunjukkan langkah maju dalam mencabut sanksi sejak perundingan denuklirisasi dimulai tahun lalu.
Baca Juga: Beri Sinyal Aksi Konfrontasi, Kim Jong-un Tunggangi Kuda Putih Lagi
Julukan "Rocket Man" untuk Kim Jong-un dilontarkan Trump selama kunjungannya ke Inggris untuk pertemuan para pemimpin NATO pada hari Selasa lalu.
"Kim suka mengirim roket ke atas, bukan?," tanya Trump. "Itu sebabnya saya memanggilnya Rocket Man," ujarnya.
Choe mengecam keras ucapan Trump tersebut. "Pernyataan Trump mendorong gelombang kebencian rakyat kami terhadap AS karena mereka telah menunjukkan tidak sopan ketika merujuk pada kepemimpinan tertinggi dari martabat Korea Utara," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip The Guardian, Jumat (6/12/2019).
Diplomat Korut itu menganggap pernyataan Trump sebagai hinaan pribadi yang sangat serius.
"Jika ada bahasa dan ekspresi yang memicu suasana konfrontasi digunakan sekali lagi dengan sengaja pada saat yang genting seperti sekarang, itu harus benar-benar didiagnosis sebagai kekambuhan dari kepikunan karena tua," kata Choe.
Kim pertama kali menggunakan istilah kuno "dotard" untuk Trump pada September 2017, sebagai tanggapan atas retorika permusuhan Trump dalam pidato pertamanya di PBB. Pada saat itu, Kim Jong-un juga menyebut Trump sebagai "anjing yang ketakutan" dan "seorang gangster yang bermain api".
Pada hari Rabu, kepala militer Korut, Pak Jong-chon, juga memperingatkan bahwa penggunaan kekuatan terhadap Korea Utara akan menimbulkan konsekuensi “mengerikan” bagi Amerika. Dia mengatakan Korea Utara akan mengambil tindakan respons yang tidak ditentukan pada tingkat apa pun jika AS mengambil tindakan militer terhadap Pyongyang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti