Pemerintah dan Pabrik Senjata Jerman Sokong Perang di Yaman?
Tuntutan yang diajukan ke Mahkamah Internasional menyatakan tidak ada negara atau perusahaan yang dapat mengklaim mereka tidak tahu bagaimana senjata mereka digunkan di Yaman. Terutama setelah ada laporan dari Human Rights Watch tahun 2015 tentang serangan terhadap warga sipil. Peraturan ketat Jerman melarang ekspor senjata ke negara yang terlibat konflik bersenjata. Kecuali jika mereka bertindak untuk melindungi diri sendiri.
Pada awal 2018, koalisi Merkel juga menandatangani kesepakatan yang melarang ekspor senjata ke negara yang terlibat 'langsung' dalam perang Yaman. Pada bulan Oktober di tahun yang sama Berlin membekukan penjualan senjata ke Arab Saudi setelah kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Namun, pada awal tahun ini Deutsche Welle menemukan senjata-senjata dan teknologi produksi Jerman masih digunakan secara intensif di Yaman. Walaupun angka pemerintah menunjukkan Jerman telah menurunkan penjualan senjata ke Arab Saudi secara drastis pada semester pertama tahun 2019 ini.
Penjualan senjata ke Arab Saudi tidak sepenuhnya dihentikan. Sejak 2014 lebih dari 100 ribu orang tewas dalam konflik yang terjadi di Yaman. Perang yang sangat menghancurkan itu memicu krisis kemanusian terburuk di dunia. Kedua belah pihak yang berperang menyalahkan satu sama lain.
Sejak awal 2015 koalisi yang dipimpin Arab Saudi berperang melawan kelompok Houthi yang didukung Iran. Koalisi Arab Saudi diduga melancarkan serangan udara ke sekolah, rumah sakit, dan acara pernikahan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: