Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin mengungkapkan alasan dirinya bergabung di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang sebelumnya ia selalu berseberangan dengan Istana.
Ia mengatakan usai dirinya dihubungi oleh Mensesneg Pratikno sebanyak tiga kali. Ia baru memutuskan untuk bergabung dengan Istana. Sebab, saat itu, ia mengaku tengah bekerja dengan tenaga pengajar di kampus perguruan tinggi di luar negeri.
Menurutnya, hal tersebut demi kepentingan bangsa, maka ia harus meninggalkan rasa egoisnya. "Saya bilang dzolim, kalau saya tidak pulang, karena itu saya pulang dan masuk Istana 17 Mei 2017," katanya saat menghadiri peluncuran buku Cerita dari Sudut Istana: Kisah tentang Peristiwa dan Berita yang Menghiasi Panggung Media, di Wisma Antara Jakarta, Kamis (12/12/2019).
Baca Juga: Surya Paloh Ingatkan Ada Pemakzulan Jokowi, Ngabalin Bereaksi Begini...
Baca Juga: Istana Umumkan Posisi Dewas KPK Pada 20 Desember 2019
Lebih lanjut, ia mengaku mendengar keluhan dari pihak Istana bahwa sudah banyak yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi-JK yang tidak banyak diketahui publik. Termasuk, termasuk ketika masa kampanye Pilpres 2019 di mana berita hoaks beredar.
"Saya pikir saya sudah cukup, sekitar dua tahun ilmu komunikasi yang saya miliki bermanfaat dengan baik, saat ini juga sudah tidak ada perang 01 dan 02," katanya.
Lanjutnya, ia meneceritakan dirinya sebelum terjun ke dunia politik adalah akademisi di UI dan saat ini ingin kembali ke dunia akademi.
"Saya keluar UI karena waktu itu Prof Yusril di PBB minta saya ikut," cetusnya.
Ia menilai saat ini tim komunikasi Presiden sudah lebih baik dari sebelumnya. "Ada Fadjroel Rachman sebagai Juru Bicara Presiden dan stafsus dari kalangan milenial," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil