Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Erick Sang 'Pendobrak', Kalau Rini Gak Pernah Gerak?

Erick Sang 'Pendobrak', Kalau Rini Gak Pernah Gerak? Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di antara dua orang yang sedang dan pernah menjabat sebagai pemimpin Kementerian BUMN, Erick Thohir dan Rini Soemarno dinilai memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Erick dinilai sebagai sang ‘pendobrak’, jika Rini lebih tertutup dalam bekerja.

Hal itu diungkapkan Juru Bicara (Jubir) Kementerian BUMN Ferry Andrianto. Ferry menilai, “Dalam mengurus 142 perusahaan pelat merah itu, Erick dianggap lebih terbuka, sementara Rini dianggap cenderung lebih suka menyelesaikan secara tertutup,” jelas Ferry (14/12/2019).

Erick memberi gebrakan baru bagi Kementerian BUMN. Dalam bekerja, Erick bertindak cepat dan tegas. Erick memilih untuk langsung membersihkan pada perusahaan pelat merah dari oknum-oknum yang dianggapnya tidak bertanggung jawab.

Baca Juga: Apresiasi Langkah Erick, Stafsus Presiden: Anak BUMN Jangan Matikan Usaha Rakyat

"Komitmen Pak Erick adalah BUMN harus bersih, dibangun dengan teamwork dari pengurus BUMN yang kompak, dan pertimbangannya masyarakat perlu juga mengawasi. Maka semuanya dibuka dan masyarakat mungkin jadi bertanya juga," katanya.

Sebenarnya beberapa hal yang dilakukan Erick pernah juga dilakukan oleh Rini, tetapi caranya lebih tertutup dari sorotan publik.

Baca Juga: Dulu Rini Suka Angkat Orang yang Dipecat, Semoga Erick Gak Ngikutin Yah!

Dalam mengevaluasi kinerja tokoh-tokoh pimpinan, komisaris dan direksi, kementerian melakukan seleksi ketat.

"Mungkin di periode sebelumnya dirasa informasinya belum sempurna, sehingga banyak informasi beredar di media mainstream dan media sosial yang belum utuh, belum lengkap. Padahal, (di masa Rini) kami punya seperti talent pool dan melihat dengan rekam jejak," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: