Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dulu Larang Keluarga Berpolitik, Sekarang Telen Ludah Sendiri! Ya Jokowi!

Dulu Larang Keluarga Berpolitik, Sekarang Telen Ludah Sendiri! Ya Jokowi! Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (tengah) berbincang dengan Ketua MPR Bambang Soesatyo (kedua kanan) dan Wakil Ketua Fadel Muhammad (kanan) usai upacara pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019). | Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada 2020, masih sembilan bulan lagi. Namun, dinamika politik menuju pesta pilkada serentak gelombang empat itu sudah terasa kencang.

Isu yang mencuat terkait majunya putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka untuk Pilkada Kota Solo. Lalu, menantu Jokowi, Bobby Afif Nasution, yang juga siap bersaing berebut posisi Wali Kota Medan.

Meski baru tahap pendaftaran dan belum mendapat rekomendasi resmi dari partai politik pengusung, keduanya jadi pusat perhatian. Alasannya, karena dua figur itu terkait dengan Jokowi yang masih aktif sebagai kepala negara. Jokowi juga baru hampir sebulan menjabat RI-1 di periode keduanya.

Baca Juga: Jokowi Rencana Hukum Mati Koruptor, Terus yang Siram Novel Diganjar Apa?

Direktur Eksekutif Parameter Indonesia, Adi Prayitno menekankan, memang siapa pun, termasuk Gibran dan Bobby berhak maju jadi calon kepala daerah. Namun, yang menjadi persoalan, keduanya dianggap aji mumpung dengan figur Jokowi.

"Cuma problemnya, majunya Gibran-Bobby akan menciptakan kompetisi yang tak seimbang. Keduanya sudah punya bekal elektoral memadai karena Jokowi effect. Sementara kandidat lain harus memulai dari zero," kata Adi kepada VIVAnews, Minggu (15/12/2019).

Dia menganalisis, kemungkinan besar dengan modal sebagai anak-mantu Jokowi, dua figur itu bisa mendapatkan kemudahan dalam dukungan politik. Parpol selaku pengusung, juga kemungkinan akan pragmatis karena berpikir potensi menang.

"Apalagi, niat nyalon pilkada, otomatis pasti banjir dukungan," tutur Adi.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: