Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Disebut Sumber Kekacauan, IRESS: Salah Siapa?

Pertamina Disebut Sumber Kekacauan, IRESS: Salah Siapa? Kredit Foto: Bambang Ismoyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Beberapa pekan lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk nama baru untuk mengisi kursi Komisaris Utama Perusahaan Migas 'Pelat Merah' yakni PT Pertamina (Persero). Dalam hal ini, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terpilih untuk menggantikan Tanri Abeng untuk mengisi jabatan tersebut.

Usai Ahok resmi didapuk menjadi Komut (Komisaris Utama), Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sempat menyebutkan alasan Ahok menjadi Komut Pertamina. Katanya, hal itu lantaran Perseroan tersebut menjadi sumber kekacauan sehingga Ahok dinilai mampu mengatasi permasalahan tersebut.

Baca Juga: Pembangunan Kilang Pertamina Dikebut, Begini Progres dan Upayanya

Dengan begitu, ucapan kekacauan yang ada di Pertamina perlu diklarifikasi, mengingat Pertamina merupakan salah satu BUMN utama yang mengelola dan menyediakan energi bagi masyarakat luas.

"Pak LBP (Luhut Binsar Pandjaitan) sebagai pejabat, pernyataannya ini tidak main-main. Pertama, kita bisa mengartikan kekacauan yang memang benar adanya. Kalau benar-benar ada kekacauan, artinya tidak hanya Pertamina yang salah, tetapi juga pemerintah," jelas Direktur Indonesia Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara, di Jakarta, Kamis (19/12/2019).

Dirinya kembali menuturkan, bilamana Pertamina memang sedang menghadapi kekacauan, permasalahan tersebut tidak hanya berasal dari internal perusahaan saja, tetapi juga pemerintah melalui kementerian terkait, yakni Kementerian BUMN dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Kalau memang kenapa kacau, itu karena peran dari pejabat di luar Pertamina dan tanggung jawab Menteri terkait. Misal, bicara tentang cadangan migas turun, atau adanya mafia migas, dan defisit neraca berjalan. Jangan seolah Pertamina saja sumbernya," tegas Marwan.

Diketahui sebelumnya, Pertamina dicap sedang menghadapi berbagai persoalan berupa produksi migas turun, kilang BBM tidak terbangun, defisit neraca perdagangan, dan defisit neraca berjalan telah berlangsung lama.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: