Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Gak Bisa Ngelak! Australia Percaya 1 Juta Muslim Uighur Ditahan di Kamp karena Ada Laporan...

China Gak Bisa Ngelak! Australia Percaya 1 Juta Muslim Uighur Ditahan di Kamp karena Ada Laporan... Sejumlah foto waga Uighur yang hilang. | Kredit Foto: ABC Australia
Warta Ekonomi, Canberra, Australia -

Menteri senior Australia menolak klaim Duta Besar (Dubes) China untuk negara itu yang menyatakan penahanan satu juta warga Uighur adalah hoaks atau berita palsu.

Menteri senior Michelia Cash mengatakan Australia akan terus mendesak China untuk mengakhiri penahanan satu juta Muslim Uighur di kamp-kamp interniran. Pemerintah Australia percaya terhadap laporan setidaknya satu juta Muslim Uighur ditahan di kamp-kamp di wilayah barat laut China Xinjiang.

"Kami percaya bahwa laporan itu kredibel. Baik perdana menteri, saya mengerti, dan menteri luar negeri, telah menyampaikan keprihatinan Australia, baik secara langsung ke China dan secara publik," katanya kepada wartawan di Perth.

Baca Juga: Masalah Uighur, Kok Indonesia Lembek Sih ke China?

"Kami tetap jelas dalam posisi kami bahwa China harus bertindak konsisten dengan kewajiban hak asasi manusianya dan harus mengakhiri penahanan etnis Uighur," imbuhnya seperti dikutip dari SBS, Jumat (20/12/2019).

Meskipun sempat bersitegang, Cash mengatakan Australia memiliki hubungan yang sangat baik dengan China.

Ia mengatakan Perdana Menteri Australia Scott Morrison akan menyambut undangan untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.

"Tim kepemimpinan kami ada di luar sana bertemu dengan rekan-rekan mereka, tetapi saya pikir perdana menteri mengatakan dia tidak akan menunggu melalui telepon - itu bukan tugasnya untuk melakukan itu," kata Cash.

Sebelumnya Dubes China untuk Australia Cheng Jingye menggunakan konferensi pers di Canberra untuk menolak kecaman internasional atas kamp-kamp yang diklaim Beijing sebagai "pendidikan ulang".

"Apa yang telah dilakukan tidak ada hubungannya dengan hak asasi manusia, tidak ada hubungannya dengan agama," kata Jingye kepada wartawan di Canberra, Kamis.

"Ini tentang memerangi terorisme dan mengambil tindakan pencegahan," sambungnya.

Baca Juga: China Terus Ngelak Penjarakan 1 Juta Muslim Uighur, Faktanya Mengerikan!

Jingye mengakui ini bisa menjadi tahun yang lebih baik untuk hubungan dengan Australia, tetapi dia berharap hubungan itu akan kembali normal dengan upaya kedua belah pihak.

Ia pun tidak mengesampingkan jika Perdana Menteri Scott Morrison diundang ke Beijing.

"Sebagai duta besar, tentu saja, saya akan melakukan apa yang saya bisa untuk mempromosikan hubungan ini, ini hubungan penting," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: