Media Inggris Ungkap Kabar China yang Diduga Ingin Revisi Alquran, Rezim Jinping Semakin Keras?
Mohd Azmi mengatakan jika laporan sejumlah media itu benar, maka itu merupakan penghinaan terhadap Islam dan tidak akan pernah ditoleransi. Menurutnya, umat Kristen juga akan membenci upaya China itu karena merupakan tindakan campur tangan Partai Komunis terhadap agama.
"Penulisan ulang Alquran akan dipandang sebagai perang melawan Islam dan umat Islam di seluruh dunia pasti akan berdiri untuk menegur kebijakan ini," katanya.
"Kami mengingatkan China untuk tidak melewati garis merah. Penindasan besar-besaran terhadap Muslim Uighur telah banyak dikritik oleh komunitas internasional dan Muslim tidak akan mentoleransi kebijakan kasar seperti itu untuk mengubah teks Islam yang paling suci," paparnya.
Baca Juga: Jumat Besok, 10 Ribu Jamaah 212 Bakal Kepung Kedubes China
"Kami menuntut kebenaran laporan ini dan jika China menolak untuk merespons, kami akan mengikuti dengan cermat jika kebijakan itu benar-benar diterapkan atau kebijakan itu dicabut," sambung dia.
"Kami menyerukan kembali bahwa OKI (Organisasi Kerja Sama Islam) tidak boleh diam mengenai nasib Muslim Uighur dan Muslim pada umumnya di China," imbuh Mohd Azmi.
Pemerintah China melalui berbagai Kedutaan Besarnya di beberapa negara telah membantah laporan tentang persekusi maupun penahanana sekitar 1 juta Muslim Uighur di beberapa kamp di Xinjiang. Menurut Beijing, kejadian yang sebenarnya adalah kamp-kamp itu merupakan tempat pelatihan dan pendidikan kejuruan bagi para warga yang melakukan pelanggaran di Xinjiang. Mereka yang lulus telah mendapatkan pekerjaan.
China juga mengklaim kebijakan yang diterapkan di Xinjiang adalah kebijakan kontraterorisme. China bahkan mengundang para warga Indonesia dan Malaysia untuk berkunjung ke Xinjiang guna melihat langsung apa yang terjadi di sana. Pemerintah negara Tirai Bambu ini mengecam laporan-laporan media Barat soal persekusi dan penahanan massal Muslim Uighur sebagai laporan palsu atau hoaks.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: