Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Pamer Kekuatan Kapal ke Taiwan, Loh Kok Amerika yang Mencak-Mencak?

China Pamer Kekuatan Kapal ke Taiwan, Loh Kok Amerika yang Mencak-Mencak? Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Bogor -

Kapal induk Shandong dan sejumlah kapal fregat Angkatan Laut China memamerkan kekuatan di Selat Taiwan, menuai respons negatif dari Taipei. Menyusul peristiwa itu, Pemerintah Amerika Serikat (AS) pun memperingatkan Pemerintah China untuk tak memaksa melanjutkan ajang pamer kekuatan itu.

Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan kepada China untuk menjauhkan diri dari aksi pemaksaan yang akan membahayakan keamanan, sistem sosial atau ekonomi, dari orang-orang di Taiwan. 

"Kami mendorong pihak berwenang di Beijing dan Taipei untuk terlibat dalam dialog konstruktif yang mencari resolusi damai (dari) perbedaan yang dapat diterima oleh orang-orang dari kedua sisi Selat Taiwan," lanjut pernyataan tersebut. Selat itu merupakan jalur perairan yang memisahkan Taiwan dengan daratan China.

Baca Juga: Soal Kasus Uighur di China, PKS Teriak Lantang ke Jokowi Kayak Gini!

Shandong adalah kapal induk pertama yang dibuat di dalam negeri China. Kapal tersebut beserta beberapa kapal fregat berlayar di Selat Taiwan pada hari Kamis, yang oleh pengamat pertahanan dianggap sebagai aksi unjuk kekuatan terhadap Taipei.

Kapal raksasa itu muncul hampir dua minggu menjelang pemilihan presiden Taiwan. "Ancaman militer seperti ini hanya memperkuat tekad Taiwan untuk mempertahankan diri dan menjaga perdamaian dan stabilitas regional," kata Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu di Twitter.

Beijing sampai saat ini menganggap Taiwan sebagai wilayah China yang membangkang dan mengklaim berhak untuk menyatukannya kembali dengan daratan China termasuk dengan menggunakan kekuatan militer.

Aksi kapal induk Shandong berlangsung hanya beberapa hari setelah Presiden China Xi Jinping mencaci pernyataan AS baru-baru ini tentang Taiwan, Hong Kong, Xinjiang, dan Tibet. "Kata-kata mereka merupakan gangguan dalam urusan dalam negeri China, merusak kepentingan China dan tidak sejalan dengan saling percaya (dalam hubungan) bilateral dan kerja sama," kata Xi.

Sebelum itu, pada November lalu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengeluarkan pernyataan kepada pasukan Angkatan Laut AS dan Jepang terkait pelayaran serupa yang dilakukan oleh Shandong melalui Selat Taiwan.

"Saya ingin mencatat bahwa detasemen kapal perang China melakukan latihan rutin di depan pintu negara, dan tidak perlu membuat keributan tentang hal itu," katanya pada saat itu.

"Kami menuntut agar pihak-pihak terkait sepenuhnya menghentikan segala gangguan dalam kegiatan militer China yang biasa."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: