Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Kasus Uighur di China, PKS Teriak Lantang ke Jokowi Kayak Gini!

Soal Kasus Uighur di China, PKS Teriak Lantang ke Jokowi Kayak Gini! Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Bogor -

Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antarparlemen (BKSAP) DPR, Mardani Ali Sera mendesak Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk menjadi penengah dalam masalah etnis Uighur di Xinjiang, China.

Ketua DPP PKS itu mengingatkan Presiden Jokowi pada janjinya saat debat capres yang akan membangun hubungan internasional, karena sangat dipercaya menangani kasus konflik di negara-negara lain.

"Ini merupakan ujian terhadap konsistensi Presiden Jokowi," kata Mardani dalam siaran pers, Sabtu (28/12/2019).

Baca Juga: Deal, Gerindra-PKS Ketemu Satu Calon Pengganti Sandi

Mardani menambahkan, DPR juga akan melakukan diplomasi antarlembaga kepada Kongres Rakyat Nasional untuk mendorong Pemerintah Bejing menghentikan cara kekerasan kepada etnis Uighur.

"DPR melalui Komisi I dan BKSAP akan terus mengupayakan melalui hubungan antarparlemen," ujarnya.

Menurut Mardani, ada empat peran aktif yang harus dilakukan pemerintah Indonesia untuk menjadi penegah permasalahan etnis Uighur. Pertama, pemerintah bisa merangkul etnis muslim Hui yang memiliki hubungan baik dengan pemerintah China agar menjadi fasilitator mengusahakan konflik, menghentikan kekerasan dan mengajak kelompok Uighur agar tidak memberontak memisahkan diri.

Kedua, pemerintah China bisa belajar dari Indonesia bagaimana Islam menjadi representasi agama yang damai sehingga tidak perlu khawatir karena separatisme bukan bagian dari ajaran Islam. Ketiga, pemerintah Indonesia bisa mendorong negara-negara di ASEAN untuk berperan aktif menjadi mediator antara etnis Uighur dan pemerintah China. Hal ini seperti ketika ASEAN menyelesaikan konflik etnis Rohingya di Myanmar.

Keempat, pemerintah Indonesia harus mendesak pemerintah China untuk menghentikan cara-cara kekerasan dan diskriminatif pada kamp-kamp reedukasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: