Hanya Tweet Bendera AS, Donald Trump Bangga Sukses Habisi Jenderal Iran?
Presiden Donald Trump men-tweet bendera Amerika Serikat (AS) tak lama setelah Pentagom mengonfirmasi serangan udara AS menewaskan komandan Pasukan Quds IRGC Iran, Jenderal Qassem Soleimani. Jenderal top Teheran itu tewas bersama enam orang lainnya dalam serangan udara Amerika di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Jumat (3/1/2020).
Tweet Trump merupakan reaksi kebanggaan atas operasi militer Amerika. Tak ada caption atau keterangan tertulis apa pun dalam cuitan Trump.
Komandan milisi syiah Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, berada di antara orang-orang yang tewas bersama Soleimani.
Baca Juga: 'World War 3' Trending di Jagat Media Sosial setelah Serangan Udara AS Bunuh Jenderal Iran
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 3, 2020
"Akhir dari Qassem Soleimani disambut dan keadilan yang telah lama ditunggu untuk ribuan orang Amerika yang terbunuh atau terluka oleh pasukannya yang dikendalikan Iran di Timur Tengah, dan untuk ratusan ribu warga Suriah dan Sunni Irak yang secara etnik dibersihkan oleh milisinya," tulis Senator AS untuk Texas, Ted Cruz, di Twitter.
"Ini juga merupakan keadilan yang sudah lama ditunggu-tunggu bagi sekutu Israel kami yang telah menderita puluhan tahun oleh terorisme di tangan para teroris Hizbullah yang dipimpin oleh Pasukan Quds IRGC-nya," lanjut Cruz.
Mantan Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, menyambut baik kematian Jenderal Soleimani. "Qassem Soleimani adalah seorang teroris berat dengan darah Amerika di tangannya," kata Haley, seperti dikutip dari akun Twitter-nya, @NikkiHaley.
Baca Juga: Iran Diprediksi Kirim Serangan Balasan, Pentagon: Jika Terjadi, Mereka Akan Menyesal
"Kematiannya harus disambut oleh semua yang mencari perdamaian dan keadilan. Bangga dengan Presiden Trump karena melakukan hal yang kuat dan benar," lanjut dia.
Senator AS untuk Florida, Marco Rubio, mengklaim bahwa orang-orang mendelegitimasi serangan AS di Baghdad karena mereka dibutakan oleh kebencian terhadap Trump. Menurutnya, kebencian itu merupakan "kekacauan total".
"Soleimani bertanggung jawab langsung atas rencana sebelumnya dan masa depan untuk membunuh diplomat AS dan anggota layanan Amerika di Irak dan di seluruh wilayah," ujar Rubio.
"Tetapi beberapa orang begitu dibutakan oleh kebencian terhadap Trump sehingga mereka berpendapat bahwa dia telah melakukan sesuatu yang menyeramkan. Ini gila. Kekacauan total," paparnya.
Senator AS untuk South Carolina, Lindsey Graham, mengatakan serangan itu merupakan "pukulan besar" untuk rezim Iran yang memiliki darah Amerika di tangannya.
"Wow, tebusan membunuh dan melukai orang Amerika baru saja naik secara drastis. Pukulan besar terhadap rezim Iran yang memiliki darah Amerika di tangannya. Soleimani adalah salah satu anggota rezim Ayatollah yang paling kejam dan ganas. Dia memiliki darah Amerika di tangannya," katanya di Twitter.
Baca Juga: Jenderal Besarnya Dibunuh, Iran Janji Akan Balas Perlakuan AS
"Jika Iran terus menyerang Amerika dan sekutu kami, mereka harus membayar harga terberat, yang meliputi penghancuran kilang minyak mereka," imbuh dia.
Beberapa reaksi berbeda disampaikan politikus Partai Demokrat yang juga bakal calon presiden Elizabeth Warren.
"Meskipun Soleimani adalah seorang pembunuh, tindakan sembrono ini meningkatkan situasi dengan Iran dan meningkatkan kemungkinan lebih banyak kematian dan Timur Tengah (dalam) konflik baru," katanya.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif melalui Twitter mengecam keras serangan AS yang menewskan Jenderal Soleimani."Serangan ini sangat berbahaya," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: