Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perebutan Takhta Tertinggi di F1 Konflik Kepentingan, Kok Kayak Pilpres Yah

Perebutan Takhta Tertinggi di F1 Konflik Kepentingan, Kok Kayak Pilpres Yah Kredit Foto: Antara/Reuters/Albert Gea
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai olahraga balap mobil paling bergengsi, Formula One (F1) tidak bisa dilepaskan dari politik dan intrik. Penggemar olahraga tersebut sering menganggap Federasi Balap Mobil Internasional (FIA) menganakemaskan pembalap atau tim tertentu di F1 karena adanya politik tersebut.

 

Saat ini, F1 dimiliki oleh Liberty Media dengan Chase Carey sebagai CEO. Bukan tidak mungkin, kontrak pria berkebangsaan Amerika Serikat (AS) itu akan berakhir di ujung musim F1 2020. Ada kemungkinan juga, posisinya diambil alih oleh salah satu dari petinggi 10 tim yang berlaga musim depan, terutama Prinsipal Mercedes AMG Petronas, Toto Wolff.

 

Baca Juga: Gunakan Teknologi AWS, Mobil F1 Lebih Cepat Melaju di Tikungan

 

Sayangnya, situasi tersebut tidak dianggap bagus oleh CEO Ferrari, Louis Camilleri. Menurutnya, kehadiran pria berpaspor Austria itu di posisi paling kunci F1, akan menciptakan konflik kepentingan. Apalagi, Toto Wolff sudah identik dengan Mercedes yang dipimpinnya sejak 2013.

 

“Menurut saya, seseorang yang sudah aktif dan berperan penting bersama tim tertentu dalam beberapa tahun terakhir, lalu mengambil tanggung jawab di F1, akan secara otomatis menciptakan konflik kepentingan,” ujar Louis Camilleri, sebagaimana diwartakan Motorsport, Minggu (5/1/2020).

 

Baca Juga: Eks Pebalap Formula 1 Sambangi Balaikota DKI Jakarta, Katanya Mau Bahas...

 

“Kinerja Carey cukup bagus meski dia tidak datang dengan latar belakang balap mobil. Menurut saya, Anda butuh seorang CEO yang punya pengalaman di bisnis hiburan. Saya yakin andai Mattia Binotto (Prinsipal Tim Scuderia Ferrari) masuk kandidat, orang-orang juga tidak akan senang,” imbuh pria berkebangsaan Italia itu.

 

Sekadar informasi, Chase Carey mengambil alih jabatan sebagai orang terpenting di F1 dari tangan Bernie Ecclestone. Hak kepemilikan F1 memang berpindah dari tangan pria berkebangsaan Inggris itu ke Liberty Media sejak 2017 setelah saham mayoritasnya dibeli perusahaan asal AS tersebut.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: