Ini Rudal Jelajah Tor Milik Iran, Terduga Biang Jatuhnya Pesawat Ukraina
Pemerintah Kanada mengatakan rudal surface-to-air adalah senjata yang menjatuhkan pesawat Ukraina di pinggiran Teheran. Sedangkan pemerintah Ukraina mengatakan sedang menyelidiki laporan adanya puing-puing dari sistem rudal Tor-M1 buatan Rusia.
Sekretaris Dewan Keamanan Ukraina, Oleksiy Danilov, mengatakan sistem rudal Tor buatan Rusia menjadi satu dari empat teori yang diselidiki terkait tragedi jatuhnya pesawat Boeing 737-800 Ukraine International Airlines (UIA) PS752.
Sebanyak 176 orang tewas dalam tragedi itu. Menurut manifes yang dirilis UIA, para korban termasuk 83 warga Iran dan 63 warga Kanada. Korban tewas lainnya adalah sepuluh warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman, dan sebelas warga Ukraina termasuk sembilan awak. Pesawat jatuh saat terbang dari Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran menuju Kiev, Ukraina, Rabu.
Baca Juga: Dari Masa ke Masa, Pesawat-Pesawat Sipil Jatuh Tertembak Rudal
Tor —oleh NATO dinamai SA-15 Gauntlet— adalah sistem "point defense" jarak pendek yang mengintegrasikan peluncur rudal dan radar ke dalam single tracked vehicle.
Menurut Federasi Ilmuwan Amerika Serikat —yang meneliti dan menganalisis ancaman bencana bagi keamanan nasional dan internasional— sistem misil Tor-M1 dirancang untuk bergerak dan mematikan terhadap target pada ketinggian hingga 6.000 meter (20.000 kaki) dan pada jarak 12 km (7,5 mil).
Pesawat militer dan rudal jelajah—yang sistem Tor dirancang untuk menghancurkannya—biasanya merencanakan jalurnya untuk menghindari radar. Mereka dilengkapi dengan sistem seperti sekam, yang membingungkan radar, dan suar, yang bertindak sebagai umpan untuk rudal pencari panas.
Baca Juga: Boris Johnson Klaim Ada Informasi Pesawat Ukraina Ditembak Iran
Pesawat Ukraine International Airlines PS752 diketahui tidak memiliki fitur pertahanan.
Michael Duitsman, seorang rekan peneliti di Middlebury Institute of International Studies, mengatakan tidak mungkin awak pesawat punya waktu untuk bereaksi terhadap rudal apa pun.
"Mereka mungkin tidak akan melihatnya datang," kata Duitsman, seperti dikutip Reuters, Jumat (10/1/2020). "Tepat setelah lepas landas, para pilot mungkin disibukkan dengan hal-hal lain."
Untuk menyerang target, operator Tor harus mengidentifikasinya di layar radar dan mengarahkan rudal untuk diluncurkan.
Penerbangan udara komersial memiliki transponder —pemancar radio yang menyiarkan identitas, kecepatan, dan ketinggian mereka pada frekuensi yang disepakati secara internasional. Ada beberapa pesawat sipil lain di dekatnya ketika penerbangan PS752 jatuh hanya beberapa kilometer dari bandara.
Semua pesawat itu akan terlihat di layar radar baterai Tor serta radar sipil di bandara.
Mengidentifikasi Teman
Seorang mantan perwira pertahanan udara Eropa, yang sekarang bekerja pada teknologi pertahanan rudal, mengatakan bahwa idealnya, rencana penerbangan dan kode transponder dari semua penerbangan sipil yang dijadwalkan dibagikan dengan unit militer yang ditempatkan di dekat bandara.
Itu memungkinkan operator baterai rudal untuk menghubungkan setiap objek di radar dengan rencana penerbangan dan kode transponder.
"Menembak pesawat bermusuhan itu mudah," kata perwira itu, yang menolak disebutkan namanya karena sensitifitas masalah itu. "Ini mengidentifikasi pesawat dan tidak menembak jatuh teman yang menjadi tantangan," ujarnya.
Baca Juga: Bantah Merudal Ukraine International Airlines, Iran Keluarkan Pernyataan Resmi
Rudal tor dipandu oleh radar dan terbang dengan kecepatan hampir tiga kali lipat dari kecepatan suara. Itu berarti bahwa jika diluncurkan pada target 5 km (3 mil) jauhnya, senjata itu akan tiba dalam waktu sekitar lima detik.
Sistem rudal itu memiliki hulu ledak kecil —sekitar 15 kg (33 lb) dari bahan peledak— tetapi dirancang untuk menyemprotkan pecahan logam parut, seperti peluru, ke target setelah diledakkan.
Menurut Duitsman, Tor adalah salah satu sistem pertahanan udara paling modern yang dimiliki Iran. Senjata ini dapat menyerang dua target sekaligus dengan masing-masing melibatkan hingga dua rudal.
"Ketika Iran membelinya dari Rusia pada pertengahan 2000-an, kemampuannya saat itu sedemikian rupa sehingga AS khawatir tentang penjualan tersebut," ujarnya.
Baca Juga: Punya Bukti Data Intelijen, PM Kanada: Rudal Iran Tembak Jatuh Ukraine International Airlines
Laporan Center for Strategic and International Studies tahun lalu menyatakan Iran memasukkan sejumlah kecil sistem Tor dalam arsenal misilnya.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa data menunjukkan pesawat itu mengudara selama dua menit ketika signature panas dari dua rudal surface-to-air terdeteksi. Kemudian, kata pejabat itu, segera diikuti oleh ledakan di sekitar pesawat. Setidaknya satu video yang beredar menunjukkan sebuah pesawat yang terbakar menghantam tanah di dekat Teheran.
The New York Times menerbitkan apa yang dikatakannya sebagai sebuah video terverifikasi yang memperlihatkan sebuah rudal Iran menghantam sebuah pesawat dekat bandara Imam Khomeini.
Iran membantah bahwa pesawat Ukraine International Airlines PS752 terkena rudal.
Riki Ellison, seorang ahli pertahanan dan pendiri Aliansi Advokasi Pertahanan Rudal, mengatakan akan mustahil untuk mengalihkan rudal setelah peluncuran, bahkan jika operator darat menyadari kesalahan mereka. "Begitu Anda menembak hal-hal itu, semuanya sudah berakhir," kata Ellison.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: