Para pejabat senior di Gedung Putih, Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS mengalami kesulitan selama dua minggu untuk membenarkan keputusan AS membunuh Soleimani. Alasan yang diapungkan pun berbeda-beda mulai dari ancaman terhadap kepentingan AS, menjadi tidak masalah apakah ancaman itu akan segera terjadi atai tidak karena masa lalunya mengerikan seperti yang dikatakan oleh Presiden Trump awal pekan ini.
Para pejabat yang berbicara anonim kepada media AS menyatakan Amerika sebenarnya mulai berencana untuk membunuh Soleimani pada Juli 2018, dengan periode Juni 2019 dan September 2019 juga disebutkan.
Soleimani (62) terbunuh pada 3 Januari ketika konvoinya dan seorang pemimpin senior milisi Syiah di Baghdad dihantam oleh serangan pesawat tak berawak AS di Bandara Internasional Baghdad. Kematian komandan itu menyebabkan ketegangan antara Iran dan AS melonjak ke titik tertinggi baru, dengan para pemimpin dan komandan Iran memperingatkan bahwa mereka akan "membalas" kematian Soleimani.
Pada 8 Januari, Garda Revolusi Iran meluncurkan hampir selusin rudal ke pangkalan AS di Irak, dengan Teheran memperingatkan Baghdad tentang serangan itu beberapa jam sebelumnya. Pada hari Senin, Ketua Pengadilan Iran Ebrahim Raisi mengumumkan bahwa pemerintah Iran akan berusaha untuk menuntut Presiden Trump di pengadilan internasional atas pembunuhan Soleimani.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: