Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Boris Johnson Lirik Afrika Jadi Mitra Dagang Selepas Brexit

Boris Johnson Lirik Afrika Jadi Mitra Dagang Selepas Brexit Kredit Foto: (Foto: Reuters)
Warta Ekonomi, London -

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan negaranya adalah mitra dagang ideal bagi negara-negara Afrika. Menjelang keluarnya Brexit, Inggris mengincar Afrika sebagai mitra dagang mereka.

Tapi Inggris akan menghadapi tantangan berat di benua tersebut. Pertumbuhan ekonomi di beberapa negara Afrika menjadi yang tercepat di dunia. Populasi muda mereka yang sebanyak 1,2 miliar jiwa juga akan naik dua kali lipat pada 2050.

Baca Juga: RUU Kesepakatan Brexit Diloloskan Parlemen Inggris

Sangat sedikit kepala pemerintahan 54 negara Afrika yang menghadiri Pertemuan Investasi Inggris-Afrika yang pertama di London. Sementara, puluhan kepala negara menghadiri pertemuan pertama Rusia-Afrika tahun lalu atau pertemuan dengan China yang dilakukan secara rutin.

Departemen perdagangan internasional Inggris mengatakan perdagangan dua arah dengan Afrika pada tahun ini yang berakhir pada kuartal kedua 2019 mencapai 46 miliar dolar AS. Sementara perdagangan dua arah dengan Cina pada tahun 2019 mencapai 208 miliar dolar AS.

Kepada hadirin konferensi tersebut, Johnson mengatakan pertemuan itu 'sudah lama tertunda'. Ia menyadari pemerintah dan perusahaan Inggris harus bekerja lebih keras agar negara-negara Afrika bersedia bekerja sama dengan mereka.

"Kami tidak memiliki hak istimewa untuk melakukan bisnis, ini dunia yang kompetitif, Anda mungkin memiliki banyak pengunjung," kata Johnson, Senin (20/1/2020).

Inggris akan meninggalkan Uni Eropa pada 31 Januari mendatang. Johnson mengatakan setelah Brexit, Inggris akan 'bebas berdagangan dengan seluruh dunia'.

Ia berjanji sistem imigrasi paska Brexit akan 'mengutamakan orang dibandingkan paspor'. Sesuatu yang sudah lama membuat orang Afrika frustasi.

Sementara kekuatan-kekuatan dunia termasuk negara-negara Teluk Arab dan India juga meningkatkan kehadiran diplomatik dan ekonomi di Afrika. Beberapa pengamat mempertanyakan tentang kepentingan Inggris.

Ketika Theresa May mengunjungi Kenya pada 2018 lalu. Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mencatat itu pertama kalinya  perdana menteri Inggris melakukan kunjungan ekonomi ke Afrika Timur selama lebih dari tiga puluh tahun.

Inggris mengatakan sebanyak 16 pemimpin negara Afrika menghadiri pertemuan di London tersebut. Antara pemimpin-pemimpin Nigeria, Kongo, Kenya, Mesir, Ghana dan Rwanda.

Baca Juga: Cita-cita Brexit Akan Segera Terwujud, Partai PM Johnson Kantongi Suara Terbanyak

Dua perekonomian terbesar di Afrika yakni Afrika Selatan dan Nigeria sedang lesu. Tapi perekonomian Afrika menunjukkan momentumnya karena mereka baru saja meluncurkan African Continental Free Trade Area.  

Pada pekan lalu, PBB merilis laporan tahunan World Economic Situation and Prospects 2020. Dalam laporan itu disebutkan kecuali Afrika pada tahun lalu pertumbuhan ekonomi di seluruh kawasan mengalami perlambatan.  

PBB mengatakan pertumbuhan PDB Afrika diperkirakan akan mencapai 3,2 persen pada tahun 2020 dan 3,5 persen pada 2021. Tahun ini, 25 negara Afrika diprediksi akan meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: