Pria Australia Diduga Terjangkit Virus Korona Seusai Pulang dari China, Kondisinya Kini...
Seorang pria diisolasi di rumahnya di Brisbane untuk menjalani serangkaian tes yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Queensland untuk memastikan apakah ia terjangkit wabah coronavirus.
Pria ini telah menunjukkan gejala yang mirip seperti penyakit SARS sekembalinya dari Wuhan, China, tempat coronavirus mulai mewabah.
Baca Juga: Wabah Pneumonia China Kian Merebak, Indonesia Sudah Siap Menghadapinya?
Kepala Tim Medis Queensland, Dr Jeannette Young, mengatakan, pria yang dicurigai terjangkit cabang baru dari coronavirus ini dilarikan ke dokter setelah merasakan gejala seperti coronavirus.
"Ada seorang pria yang sedang kami terus tindaklanjuti kondisinya saat ini, yang pernah melakukan perjalanan ke Wuhan dan mengalami gangguan pernafasan."
"Ia sekarang sedang dalam masa pemulihan di rumahnya."
"Kami sudah menjalankan serangkaian tes terhadap pria ini [untuk mengetahui apakah dia terjangkit coronavirus] dan kami masih menunggu hasilnya."
Dr Young mengatakan, hasil tes baru bisa diketahui beberapa hari ke depan, karena diperlukan informasi medis yang lebih lengkap dari China.
"Kami tidak bisa melakukan satu tes yang spesifik untuk virus yang juga spesifik ini, karena kami belum pernah melihat virus ini sebelumnya, jadi kita harus merancang beberapa tes untuk memastikan ini adalah virus yang dimaksud."
Apa itu coronavirus?
Virus di balik wabah di China masih diteliti oleh otoritas kesehatan dan peneliti. Tetapi coronavirus bukanlah hal baru.
Coronavirus adalah kelompok besar virus yang menyebabkan penyakit seperti pilek dan infeksi saluran pencernaan, dan penyakit yang lebih baru termasuk SARS (sindrom pernafasan akut akut) dan MERS (sindrom pernapasan Timur Tengah).
Irani Thevarajan, seorang dokter penyakit menular di University of Melbourne, mengatakan bahwa orang yang terjangkit virus ini biasanya mengalami gejala, seperti demam dan kadang-kadang disertai gangguan pernapasan.
Baca Juga: Tanggulangi Pneumonia, China Tekan Kerja Sama Internasional
"Batuk, napas pendek, sakit tenggorokan, pilek. [Gejalanya] agak mirip dengan flu biasa tapi jelas lebih parah," kata Thevarajan.
Apa bedanya dengan SARS dan MERS?
SARS adalah salah satu cabang coronavirus yang merebak di China di akhir tahun 2002 dan mewabah ke lebih dari 24 negara dan menewaskan lebih dari 800 orang.
MERS telah menewaskan lebih dari 850 orang sejak pertama kali teridentifikasi di Arab Saudi tahun 2012.
Perbedaan antara SARS dan MERS adalah cara penularan virus ini.
SARS adalah virus yang sangat menular dan mudah menyebar, kata Allen Cheng, ahli penyakit menular dan epidemiologi di Monash University.
MERS lebih banyak ditularkan dari manusia ke manusia yang berada dalam setting perawatan kesehatan.
Belum diketahui penyebaran coronavirus yang terbaru ini.
Cheng menambahkan, meskipun telah dilaporkan sejumlah adanya kasus yang parah dan menyebabkan kematian, cabang coronavirus yang baru merebak pada 2019 yang lalu ini tidak perlu terlalu dihkawatirkan.
Proaktif Memeriksakan Diri
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, saat ini belum memberlakukan instruksi perjalanan khusus ke China.
Tetapi Dr Cheng meminta orang-orang yang bepergian ke dan dari China untuk mewaspadai virus ini dan segera ke dokter jika mereka merasa tidak sehat.
Ini adalah periode perjalanan yang sangat sibuk karena orang-orang melakukan perjalanan di sekitar Tahun Baru Imlek, yang jatuh pada 25 Januari tahun ini.
"Jika mereka memeriksakan diri ke rumah sakit atau ke dokter, penting bagi mereka untuk memberi tahu dokter riwayat perjalanan mereka ke China," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: