Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Warning Pakar WHO Soal Pandemi Baru: Global Mungkin Tidak Lebih Siap dari Sebelumnya

Warning Pakar WHO Soal Pandemi Baru: Global Mungkin Tidak Lebih Siap dari Sebelumnya Kredit Foto: Reuters/Denis Balibouse
Warta Ekonomi, Jenewa -

Ekonomi global tidak lebih siap dari sebelumnya untuk menghadapi virus-virus baru yang dapat menyebabkan pandemi, kata seorang pakar pada Selasa (23/5/2023).

Saat meluncurkan laporan dari Dewan WHO tentang Ekonomi Kesehatan untuk Semua, Mariana Mazzucato, ketua dewan tersebut, mengatakan bahwa meskipun banyak orang mengatakan bahwa COVID-19 telah berakhir.

Baca Juga: Pencabutan Status Darurat Covid-19 oleh WHO, Wapres Ingatkan Masyarakat Tetap Waspada

"Tentu saja, ini belum berakhir karena adanya krisis yang saling terkait, seperti krisis keuangan, kesehatan, dan iklim," katanya.

"Kita tahu bahwa akan ada lebih banyak pandemi yang menghampiri kita, seperti misalnya, ketika lapisan es mencair, virus-virus baru akan muncul," ujar Mazzucato.

"Jadi, apakah kita lebih siap sekarang daripada sebelumnya? Laporan tersebut mengatakan 'tidak' karena kita belum memperlakukan kesehatan secara serius. Kita belum merancang model bisnis, kita belum merancang struktur pemerintah, kita belum merancang kemitraan publik-swasta yang berorientasi pada hasil," tambahnya.

Menggarisbawahi bahwa dewan tersebut telah memeriksa perubahan yang diperlukan, termasuk pada struktur paten, kemitraan publik-swasta, dan anggaran, untuk "merancang ekonomi yang memberikan kesehatan bagi semua.

"Dalam laporan akhir kami, kami menyerukan kebijakan ekonomi baru yang bukan tentang penetapan pasar, tetapi tentang pembentukan pasar yang secara proaktif dan kolaboratif memprioritaskan kesehatan manusia dan planet," papar Mazzucato.

Sementara itu, Tedros Ghebreyesus, kepala WHO, mengatakan bahwa ia mengumumkan pembentukan Dewan Ekonomi Kesehatan untuk Semua pada bulan November 2020 untuk "memikirkan kembali kebijakan dan praktik ekonomi dengan cara yang melayani kesehatan dan bukan sebaliknya."

Dia mengatakan bahwa setelah memulai pekerjaannya pada awal 2021, dewan tersebut mencari cara terbaik untuk mengukur pembangunan ekonomi serta mengedepankan ide-ide tentang cara membiayai inovasi yang lebih baik dan menciptakan kapasitas untuk memberikan kesehatan bagi semua.

Memuji upaya dewan tersebut, Tedros mengatakan bahwa pekerjaannya telah "melampaui harapan semua orang dalam hal kualitas dan cakupan pekerjaan yang mereka hasilkan."

"Pertama, laporan ini mengajak dunia untuk berhenti menggunakan PDB sebagai ukuran kemajuan. Hal ini tidak memperhitungkan sumber daya yang sangat besar yang digunakan untuk pekerjaan yang tidak dibayar, yang sering kali menjadi tulang punggung kegiatan ekonomi dan sosial," ujarnya, menggarisbawahi rekomendasi utama dari laporan tersebut.

"Kedua, laporan ini menyerukan agar pembiayaan kesehatan memadai dan berkelanjutan dalam jangka panjang," katanya.

Lebih lanjut, katanya, dewan tersebut mencatat bahwa inovasi bekerja "paling baik" ketika ada "kemitraan yang dinamis" antara sektor publik dan swasta.

"Itu hanya beberapa rekomendasi, tetapi saya mendorong semua orang untuk membaca laporan penting ini, yang akan berdampak pada pemikiran di bidang ini selama bertahun-tahun yang akan datang," tambah kepala WHO.

Menurut laporan tersebut, investasi ulang dalam kapasitas pemerintah, ekosistem inovasi kesehatan menyeluruh yang baru yang memprioritaskan kepentingan umum dan lebih banyak uang, serta pembiayaan yang lebih berkualitas diperlukan untuk mewujudkan kesehatan bagi semua.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: