Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Beberkan Kesiapan untuk Transisi Alih Kelola Blok Rokan

Pertamina Beberkan Kesiapan untuk Transisi Alih Kelola Blok Rokan Kredit Foto: Pertamina
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di sektor minyak dan gas, PT Pertamina (Persero), terus mengupayakan proses transisi pengelolaan Blok Rokan berjalan dengan lancar agar dapat mempertahankan tingkat produksi saat alih kelola yang dimulai pada Agustus 2021.

VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman, menjelaskan pada Juli 2018 lalu, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk memercayakan pengelolaan Blok Rokan kepada Pertamina.  

Baca Juga: Sah! Pertamina EP Siap Ngebor Minyak di Kabupaten Bojonogoro

Pengelolaan Blok Rokan oleh Pertamina paska Agustus 2021 telah dituangkan dalam Kontrak Bagi Hasil yang ditandatangani oleh anak perusahaan Pertamina yaitu PT Pertamina Hulu Rokan dengan SKK Migas pada Mei 2019.

"Kami memenangkan tender Blok Rokan sehingga Pertamina telah sah mendapatkan Participating Interest (PI) atau hak pengelolaan sekaligus menjadi operator Blok tersebut selama 20 tahun ke depan yakni sejak Agustus 2021 sampai 2041. Untuk memastikan produksi terus berjalan baik selama masa transisi, Pertamina pun telah menyiapkan investasi untuk melakukan pemboran pada 2020," ujar Fajriyah, Senin (27/1/2020).

Sebagai asumsi awal, lanjut Fajriyah, agar dapat menahan laju penurunan produksi alamiah, Pertamina mentargetkan sekitar 20 sumur dapat dibor tahun ini. Untuk dapat merealisasikan program pemboran tersebut, sampai saat ini Pertamina terus melakukan diskusi intensif dengan Chevron Pasific Indonesia (CPI) selaku pemilik PI saat ini, sekaligus mengomunikasikannya dengan Pemerintah. Pertamina terus mendorong transisi alih kelola Blok Rokan tersebut selesai di tahun 2020.  

"Pembahasan dengan CPI terus berlangsung untuk mencapai kesepakatan sehingga kami berharap proses transisi Blok Rokan berjalan smooth," imbuh Fajriyah.

Menurutnya, Pertamina belajar dari pengalaman di Blok Mahakam. Sebelum hak pengelolaan beralih ke Pertamina, pemboran sumur yang berkurang drastis dari 44 sumur di tahun 2016 menjadi 6 sumur di 2017 telah memengaruhi penurunan produksi migas yang signifikan pada saat alih kelola dimulai pada 2018. Walaupun, setelahnya Pertamina terus menggenjot pemboran dan melakukan investasi sehingga berhasil mencapai hasil produksi yang lebih tinggi dari target yang pernah dicanangkan operator sebelumnya.

Selain pemboran, upaya lain yang telah dilakukan adalah bersinergi dengan anak perusahaan Pertamina dengan menunjuk Pertamina Gas (Pertagas) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk mengerjakan proyek pergantian pipa hilir Blok Rokan.

Pipa tersebut rencananya akan menghubungkan beberapa lapangan, yakni Minas-Duri-Dumai dan Batam-Bangko-Dumai. Penggantian pipa diperlukan sebelum Blok Rokan beralih ke Pertamina karena pipa eksisting pun sudah berumur terlalu tua dan berpotensi menggaggu produksi Blok Rokan jika terus digunakan. Pertamina menargetkan pembangunan pipa hilir ini bisa selesai pada Agustus 2021 sebelum kontrak CPI berakhir.

Berdasarkan data, Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar di Indonesia. Blok seluas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan dengan tiga lapangan memiliki potensi minyak yang baik yaitu Duri, Minas, dan Bekasap.

Dengan dikelolanya Blok Rokan oleh Pertamina mulai 9 Agustus 2021 mendatang, kontribusi produksi minyak Pertamina dibandingkan produksi minyak nasional diperkirakan akan meningkat dari 48% di tahun 2019 menjadi 60% di tahun 2021.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: