Kendati belum resmi dirilis, rencana perdamaian Timur Tengah yang disusun Trump telah ditolak Palestina. Menurut Palestina, rencana itu pasti memihak pada kepentingan politik Israel.
"Kami menolaknya dan kami menuntut komunitas internasional untuk tidak menjadi mitra karena hal itu bertentangan dengan dasar-dasar hukum internasional serta hak-hak warga Palestina yang tak dapat dicabut," kata Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh saat pertemuan kabinet di Ramallah, Tepi Barat, Senin (27/1).
Baca Juga: Bocoran Rencana Perdamaian Timur Tengah, Seluruh Yerusalem Punya Israel?
Pada Juni 2019, AS menghelat konferensi ekonomi bertajuk “Peace for Prosperity” di Manama, Bahrain. Dalam kegiatan tersebut, Jared Kushner merilis rencana perdamaian Israel-Palestina bagian pertama.
Dalam rencana itu, Kushner berupaya menghimpun dana investasi sebesar 50 miliar dolar AS untuk Palestina dari sejumlah negara dan investor. Dana tersebut diharapkan dapat membantu perekonomian Palestina yang macet serta pembangunan infrastruktur di sana.
Namun, rencana itu menuai kritik keras dari Yordania dan Palestina. Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan menolak rencana tersebut karena tak memenuhi tuntutan politik negaranya. "Uang itu penting. Ekonomi penting. Tapi politik lebih penting. Solusi politik lebih penting," kata Abbas.
Palestina tak lagi memandang AS sebagai mediator yang netral dalam penyelesaian konflik dengan Israel. Washington dianggap membela kepentingan politik Negara Zionis. Hal itu tercermin dari beberapa kebijakan Trump, seperti mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017 dan tak lagi menganggap ilegal permukiman Israel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: