Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir dengan koreksi -0,91% ke level 6.057,59. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak dalam jangkauan mulai dari level terendah di 6.048,88 hingga level tertinggi di 6.130,79.
Saham-saham seperti ASII anjlok 2.93% dan INTP 3.37% mengirim sektor aneka Industri anjlok 2.40% dan industri dasar turun 1.39% menjadi yang terlemah disektoral.
Head of Research Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, menuturkan katalis regional dan global masih menjadi awan hitam pergerakan IHSG dan Rupiah. Rupiah turun 0.17% dengan aksi jual investor asing pada saham sebesar Rp318.91 miliar.
“Tingkat fluktuasi pasar modal global terlihat cukup tinggi akhir-akhir ini membuat investor akan lebih nyaman masuk pada aset haven dan surat hutang. Terlepas dari itu sentimen dalam negeri mengenai kasus investasi yang didera Indonesia masih menjadi dalang turunnya tingkat kepercayaan investor,” ujarnya, di Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Baca Juga: Ya Ampun! Bursa Domestik Anjlok Parah di Kamis Sore!
Ia memperkirakan IHSG akan lebih cenderung terkonsolidasi pada perdagangan akhir pekan menanti konfirmasi lanjutan penutupan gap dengan support resistance 6.015-6.065.
“Saham-saham yang masih cukup menarik secara teknikal diantaranya TBLA, KINO, CPIN, MAIN, KLBF, BBTN dan PGAS,” kata Lanjar.
Baca Juga: Astaga! Bursa Asia Ambruk, Domestik Ikut Remuk!
Apablia dicermati, mayoritas bursa saham Asia memang ditutup melemah signifikan dengan Indeks Nikkei (-1.72%), TOPIX (-1.48%) dan HangSeng (-2.62%) turun signifikan mendekati 2 persen rata-rata mengiringi ekuitas berjangka AS karena investor mempertimbangkan bukti bahwa epidemi coronavirus mengganggu pertumbuhan ekonomi Tiongkok.
“Para ekonomi telah mulai memotong perkiraan pertumbuhan Tiongkok mengaca pada musibah SARS 17 tahun silam dengan angka kematian meningkat menjadi 170 dan kasusnya terus meningkat,” ungkapnya.
Sementara, bursa Eropa mayoritas dibuka turun setengah persen. Indeks Eurostoxx (-0.67%), FTSE (-0.44%) dan DAX (-0.72%) melemah diawal sesi perdagangan dengan semua sektor bergerak pada zona merah. Data tingkat pengangguran di Eropa turun dibawah ekspektasi tidak mampu menahan aksi jual investor. Investor berhati-hati menjelang pertemuan Komite Darurat Organisasi Kesehatan Dunia, Kamis nanti. Menyusul pertemuan Fed hari Rabu, di mana ia dan rekan-rekannya mempertahankan kebijakan, Ketua Jerome Powell mengatakan wabah virus kemungkinan akan melanda ekonomi Tiongkok dan bisa meluas, tetapi masih terlalu dini untuk menilai dampaknya terhadap A.S.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri