Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Yasonna Teriak: Saya Belum Ingin Harakiri Politik!

Yasonna Teriak: Saya Belum Ingin Harakiri Politik! Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly (kanan) bersiap menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Senin (3/7). Mantan anggota Komisi II DPR itu memenuhi panggilan KPK untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi proyek pengadaan e-KTP dengan tersangka Andi Agustinus alias Andi Narogong. | Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly mengaku ingin betul-betul transparan sehingga membentuk tim independen kasus Harun Masiku. Ia tak mau ada yang berasumsi seolah dia melindungi Harun.

"Saya mau supaya betul-betul transparan kan. Yang saya enggak suka ada orang berasumsi seolah-olah saya itu melindungi, bukan melindungi. Saya kira intelektualitas saya bukan, belum seperti itu tololnya. Saya belum ingin melakukan harakiri politik, saya kira hanya soal-soal begitu, terlalu tolol saya. Saya pikir saya setolol itu, enggak sampai segininya," kata Yasonna di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Menurutnya, pembentukan tim independen akan lebih fair. Baik Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Cyber Bareskrim mau mengirimkan ahli juga.

Baca Juga: ICW Lapor ke KPK, Reaksi Yasonna: Memang Dia Apa?

"Kalau Ombudsman tak mau, ya engga usah," kata Yasonna.

Ia menjelaskan sudah beberapa tahun meminta agar ada pergantian sistem. Bahkan, ia sudah marah-marah karena sistem lambat dan sering down.

"Ada orang ambil paspor antrean, jadi lama karena sistem transisi dari ke 1, ke 2. Akibatnya belum selesai, terminal 3 sudah selesai, terminal 3 lelet," kata Yasonna.

Ia mengakui memang ada puluhan ribu data yang tertunda sejak 23 Desember sampai 19 Januari 2020. Sehingga Direktur TI harus bertanggung jawab.

Baca Juga: Berani Bertaruh, Yasonna Siap Mundur dari Jabatannya

"Ya orang enggak salah gimana? Kalau enggak salah, saya yang mundur dari menteri karena saya yakin salah," kata Yasonna.

Yasonna mengaku presiden melalui Mensesneg hanya mengingatkan agar berhati-hati. Ia mempertanyakan bila sudah tak percaya dengan dirjen dan direktur TI maka siapa lagi yang dipercaya.

"Masa saya pergi ke Soetta sana untuk cek kenapa bisa begitu. Saya kan percaya kepada data," kata Yasonna.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: