Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Dia Nih Penyebab IHSG Terkapar

Ini Dia Nih Penyebab IHSG Terkapar Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mengawali pekan ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkapar 0.79% atau 47.52 poin kelevel 5.952,08 mengiringi pelemahan mayoritas indeks acuan di Asia. Data defisit transaksi berjalan kuartal ke-4 melebar jika di bandingkan tahun sebelumnya kelevel defisit US$8.12 Miliar berbanding defisit US$7.49 Miliar. 

 

Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi mengungkapkan bila meskipun secara keseluruhan Defisit transaksi berjalan 2019 menyempit menjadi 2,72% dari PDB dari 2,99% dari PDB ditahun 2018. Data ini direspon negatif pada pergerakan nilai tukar rupiah terhadap USD yang ditutup melemah 0.27% kelevel Rp13711.50 per USD. 

 

“Saham-saham pertanian -3.37 yang terkoreksi dalam memimpin pelemahan IHSG. Katalis pelemahan CPO yang -1.92% kembali terjadi setelah indikasi surplus karena penurunan stok persediaan turun tidak lebih dalam dari penurunan ekspor dimana stok turun sebesar 12.7% sedangkan ekspor turun lebih dalam 13.2% di Malaysia,” ujarnya, di Jakarta, Senin (10/2/2020). 

 

Baca Juga: Ini Deretan Saham yang Diputuskan dan Didekati Investor Asing

 

Investor asing pun melakukan aksi beli bersih sebesar 380.25 miliar rupiah pada bursa saham Negosiasi sedangkan net sell 49.83 miliar rupiah pada pasar reguler.

 

Menurutnya, pergerakan IHSG secara teknikal mengkonfirmasi false break level psikologis 6000 dengan potensi bergerak melemah jangka pendek menguji support 5950 meskipun dari Indikator semua cukup positif dari MACD yang bergerak divergent positif, RSI yang memiliki momentum cukup rendah dan Stochastic yang membuka peluang penguatan yang masih melebar. 

 

“Sehingga secara teknikal kami masih perkirakan IHSG masih akan bergerak mencoba tutup diatas level psikologis 6000 dengan support resistance 5950-6050. Saham-saham yang cukup menarik secara teknikal diantaranya HOKI, MAIN, TPIA, BBRI, TLKM, JSMR, ERAA,” pungkasnya. 

 

Baca Juga: Bursa Regional Kompak Terkoreksi, IHSG Terpapar Profit Taking!

 

Dimana, Bursa Asia ditutup mayoritas melemah kecuali CSI300 (+0.41%) menguat mendekati setengah persen didorong mulainya kembali pabrik Tiongkok dengan ratusan ribu orang mulai kembali bekerja dan PBOC melakukan perjanjian buyback guna menjaga likuditas keuangan. Tingkat inflasi Tiongkok masih tumbuh lebih tinggi dari perkiraan di bulan Januari 2020. Indeks Nikkei (-0.60%), TOPIX (-0.72%) dan HangSeng (-0.59%) turun setengah persen mengiringi bursa berjangka AS. Investor berjuang untuk mengukur dampak dari krisis kesehatan coronavirus setelah jumlah korban yang terus bertambah mengisyaratkan ganasnya virus ini menyerupai fenomena SARS.

 

Kemudian, Bursa Eropa dibuka kompak melemah dengan bursa saham Asia. Indeks Eurostoxx (-0.44%), FTSE (-0.37%) dan DAX (-0.39%) turun mendekati setengah persen dipimpin oleh perusahaan traven dan media. Pound Inggris turun 0,1%. Euro sedikit berubah pada US$ 1,0947. Investor terlihat berhati-hati akan dampak dari krisis kesehatan Tiongkok dimana tercatat korban kematian global dari coronavirus naik menjadi lebih dari 900, yang lebih banyak daripada wabah SARS. Investor di Eropa menanti Presiden ECB berbicara di Parlement Eropa guna mencari indikasi-indikasi stimulus dan kabar kebijakan Brexit di mata Eropa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: