Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lini Produksi Terancam, Saham Apple Turun

Lini Produksi Terancam, Saham Apple Turun Apple Inc. | Kredit Foto: Getty Image
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saham Apple turun 2% pada hari Selasa dan menyeret saham pemasoknya di seluruh dunia lebih rendah setelah Apple mengatakan bahwa penjualan akan lebih rendah pada kuartal saat ini, mengakui bahwa wabah corona menekan rantai pasokannya.

Dilansir dari Reuters (19/2/2020), penurunan saham Apple menghapus hampir US$ 30 miliar dari kapitalisasi pasar miliknya. Padahal, Apple sedikit lagi menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar US$ 1,5 triliun. Saham diperdagangkan turun di US$ 318,74.

Baca Juga: Ulah Corona, Rencana Apple Luncurkan iPhone Murah Bakal Mundur?

Saham pemasok Apple, Taiwan Semiconductor Co Ltd, Qualcomm Inc, Intel Corp, Broadcom Inc, Texas Instruments Inc, Micron Technology Inc, Microchip Technology Inc, dan Qorvo Inc turun antara 1% hingga 3% dalam perdagangan premarket.

Namun, beberapa broker Wall Street mengatakan perusahaan berkinerja kuat di luar China dan peluncuran smartphone 5G di akhir tahun ini akan lebih meningkatkan penjualan.

"Kendala pasokan iPhone pada kuartal saat ini dapat mengakibatkan permintaan terputus untuk kuartal mendatang," ujar sejumlah analis dari Pipet Sandler seperti dikutip dari Reuters, Rabu (19/2/2020).

Pada akhir Januari, Apple memperkirakan pendapatan US$ 63 miliar hingga US$ 67 miliar untuk kuartal yang berakhir pada bulan Maret. Salah satu fasilitas produksi iPhone utama di China beroperasi pada tingkat pemanfaatan pabrik 25% karena banyak pekerja tetap absen menurut perkiraan sejumlah analis dari Cowen.

"Kami percaya tingkat pemanfaatan akan meningkat secara linear selama beberapa minggu ke depan hingga 50% pada pertengahan Maret dan diikuti oleh peningkatan besar pada akhir Maret ke tingkat normal," katanya.

Sementara, Canaccord Genuity memprediksi Apple akan menjual 38 juta unit iPhone selama kuartal ini, delapan juta lebih sedikit dari perkiraan sebelumnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: