Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Saham Drop Jadi Gocapan, Begini Nasib Rights Issue TOPS

Harga Saham Drop Jadi Gocapan, Begini Nasib Rights Issue TOPS Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) mengalami penurunan harga saham perseroan dalam tiga bulan terakhir yang membuat perseroan mengkaji kembali rencana melakukan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak 4 miliar lembar saham.

 

Direktur TOPS, Eko Wardoyo mengatakan bahwa saat harga saham TOPS di level Rp400, perseroan masih optimistis untuk melaksanakan rights issue dengan melepas empat miliar saham. "Kami tidak menyangka dalam waktu yang cepat, sekitar tiga sampai empat bulan terakhir harga saham turun," kata Eko, saat Public Expose Insidentil di Jakarta, Jumat (21/2/2020). 

 

Baca Juga: Cari Dana Segar, Metro Hospital Jualan Saham ke Publik

 

Sebelumnya, rencana rights issue diharapkan bisa menghimpun dana sekitar Rp400 miliar-Rp500 miliar yang akan digunakan untuk belanja modal dan pengurangan utang TOPS. "Perkiraan saat itu, kami akan mendapatkan Rp400 miliar-Rp500 miliar, tetapi setelah harga saham turun, kami masih wait and see saat ini," ucapnya.

 

Menurutnya, jika perseroan memaksakan untuk melakukan rights issue di tahun ini dan harga saham masih rendah, maka dikhawatirkan para pemegang saham eksisting tidak menggunakan haknya saat pelaksanaan rights issue. "Kami dari emiten menunggu pemegang saham saja. Yang mempunyai kerja, ada di holding company (PT Totalindo Investama Persada)," terangnya. 

 

Manajemen TOPS mengaku, rencana rights issue tersebut masih berproses di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan sedang menunggu pernyataan efektif. Sebelumnya pada 23 Desember 2019, TOPS sudah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham untuk melakukan rights issue.

 

 

Baca Juga: Virus Corona Jadi Biang Kerok Keruhnya Pasar Saham

 

Sementara itu, terkait penurunan kumulatif harga saham TOPS hingga ke level Rp50 per lembar karena respons negatif para pelaku pasar terhadap kegiatan usaha perseroan.

 

"Penurunan harga (saham TOPS) karena ada faktor sentimen negatif. Market merespons-nya seperti itu," ujar Eko tanpa menyebutkan bentuk sentimen negatif dari kegiatan usaha TOPS atau pun induk usaha, PT Totalindo Investama Persada.

 

Eko mengaku, penurunan harga saham TOPS secara kumulatif yang berujung sanksi suspensi dari BEI tersebut merupakan mekanisme pasar. Sebelumnya, BEI menghentikan sementara perdagangan saham TOPS pada 18 Februari 2020, namun BEI kembali membuka suspensi mulai Sesi I perdagangan di 19 Februari 2020.

 

Perlu diketahui, saat ini harga saham TOPS berada di level Rp50 per saham atau mengalami penurunan tajam dari Rp585 per saham pada penutupan perdagangan 1 November 2019. 

 

 

 

 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: