Anak-anaknya Mengeluh, Orang Tua di Hong Kong Minta Uang Sekolah Dikembalikan
Beberapa sekolah internasional telah mencoba memperbaiki keadaan dengan menawarkan kelas daring dan mensimulasikan kegiatan pendidikan yang normal, lengkap dengan istirahat, olahraga, dan sesi musik.
Sementara sekolah lain menyediakan video instruksional untuk siswa. Ironisnya, orang tua yang menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk meminimalkan waktu layar bagi anak-anak, tetapi kini harus tiba-tiba membiarkan buah hati mereka duduk di depan komputer selama tujuh atau delapan jam sehari.
Tetapi siswa yang lebih muda khususnya perlu bantuan menavigasi sistem daring. Seperti anak perempuan Yang, siswa kelas satu di sekolah internasional Amerika, membutuhkan bantuan untuk mengakses internet, menyelesaikan pelajarannya, dan mencetak dokumen.
“Skema pembelajaran jarak jauh menyebabkan banyak ketidaknyamanan yang tidak berarti bagi orang tua, guru dan anak-anak. Biro pendidikan atau pemerintah dapat menghindari membuat keputusan langsung dan bertanggung jawab untuk murid dan warga negara,” kata Betty Lai, yang memilih untuk mengirim dua anaknya ke Inggris untuk belajar karena penutupan sekolah di Hong Kong.
Di sekolah-sekolah lokal yang gratis atau berbiaya jauh lebih rendah dibanding sekolah internasional ini juga menjadi kondisi sulit. Beberapa menawarkan pelajaran secara daring, meskipun banyak yang hanya menyediakan lembar kerja yang dikirim melalui email.
Microsoft Corp bekerja sama dengan pemerintah untuk memungkinkan 800.000 siswa dari 1.000 sekolah dasar dan menengah untuk menggunakan perangkat lunaknya. Namun, umpan balik yang umum dari sekolah negeri dan swasta adalah bahwa itu bukan pengganti untuk kegiatan belajar mengajar langsung.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: