Serang Kelompok Islam, Media Lokal Inggris Akhirnya Minta Maaf dan Bilang...
Media Daily Gazette menyampaikan permintaan maaf karena telah menggunakan istilah yang salah terhadap pusat komunitas Islam. Sebelumnya Daily Gazette menyebut komunitas Islam sebagai 'Islamis' yang merujuk pada kelompok militansi dan fundamentalis.
Istilah 'Islamis' muncul dalam cerita tentang rencana mengubah kedai minuman menjadi pusat komunitas Islam. Tapi sejumlah orang protes dan menentang rencana tersebut.
Baca Juga: Pejabat Mulai Diserang, Menteri Kesehatan Inggris Sudah Positif Corona
Tapi kalimat 'pusat Islamis' pada berita Daily Gazette menuai protes. Ada yang mengeluh kepada Organisasi Standar Pers Independen dari Shoomi Chowdhury. Mereka mengatakan bahwa Daily Gazette telah melanggar Klausul 1 (Akurasi) dan Klausul 12 (Diskriminasi) dari Kode Praktik Editor.
Dalam komplainnya, Shoomi Chowdhury mengatakan bahwa istilah 'Islamis' secara luas dipahami merujuk pada ekstremis yang kejam. Sehingga tidak akurat bila digunakan untuk menggambarkan pusat komunitas Islam.
Daily Gazette mengakui kesalahannya yang disebabkan oleh seorang jurnalis. Daily Gazette bahkan menyampaikan bahwa mereka sangat marah atas kesalahan yang dilakukan jurnalisnya.
Mereka telah berbicara kepada reporter dan editor untuk memastikan kesalahan serupa tidak terulang. Sebelumnya, Daily Gazette juga telah menerbitkan berita koreksi.
"Kami mohon maaf atas kesalahan besar ini, kami telah menerima banyak keluhan dari berbagai komunitas, kami ingin mengklarifikasi Islamic Community Center adalah sebuah komunitas dan organisasi yang berpusat pada keluarga yang karyanya selalu berkontribusi positif bagi masyarakat," kata Daily Gazette, dilansir dari Hold The Front Page, Selasa (10/3/2020).
Daily Gazette juga menawarkan menulis artikel lanjutan untuk dipublikasikan asalkan masalah selesai. Karena itu Organisasi Standar Pers Independen menghentikan penyelidikannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto