Dua e-Wallet Ini Diprediksi Jadi Saingan Berat GoPay, Dana, dan LinkAja
Pertempuran antardompet digital seperti GoPay, OVO, DANA, dan LinkAja dalam melakukan akuisisi pengguna dan peningkatan volume dan nilai transaksi rupanya belum akan mereda. Usai hampir keempatnya mengaku sudah mengurangi aksi bakar uang, dompet digital yang satu ini, bersama dengan OVO, diprediksi akan jadi dompet digital yang cukup unggul.
"Dalam pembayaran, dompet digital akan lebih sukses jika dikombinasikan dengan use case internal yang cukup kuat, dalam hal ini e-commerce. Kami menjagokan OVO dan ShopeePay," ujar Goldman Sachs dalam risetnya yang berjudul "Indonesia Internet: The fight to unite the verticals" yang dipublikasikan pada Selasa (10/3/2020).
Baca Juga: Gopay Terjun ke Sekolah Lewat Pembayaran SPP, Ovo Mau Juga?
Seperti ditulis Goldman Sachs, e-commerce menjadi use case internal atau penerapan fungsi internal yang cukup penting bagi perkembangan dompet digital. Diketahui, OVO sudah bekerja sama dengan salah satu platform e-commerce Tokopedia. Sementara, ShopeePay merupakan alat pembayaran milik anak usaha SEA Company Ltd, Shopee.
GoPay sendiri disebut sebagai pemain kunci dalam pertempuran antardompet digital ini. Menurut riset ini, GoPay "membutuhkan use case yang lebih kuat lagi, e-commerce yang lebih kuat" untuk memperlebar cakupannya.
Laporan Sensor Tower tahun 2019 menunjukkan bahwa Shopee masih menjadi aplikasi e-commerce yang diunduh paling banyak di Indonesia, yang kemudian diikuti oleh Lazada, Tokopedia, dan Bukalapak.
Sementara, baik GoPay, OVO, Dan DANA, ketiganya menguasai pasar dompet digital dengan ketat, diikuti oleh LinkAja.
ShopeePay sendiri masih tergolong baru bila dibandingkan keempatnya. Namun, dibandingkan dengan keempatnya, jaringan anak usaha SEA Company Ltd ini memiliki pasar yang besar dalam ranah e-commerce.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: