Indonesia perlu mewaspadai ancaman terjadinya resesi. Gangguan rantai suplai global, melemahnya permintaan dan layanan ekspor-impor, serta menurunnya aktivitas bisnis di berbagai negara, yang salah satunya disebabkan oleh penyebaran virus corona (Covid-19), menjadi faktor yang berkontribusi pada terjadinya resesi.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan mengatakan, melihat berbagai dinamika dalam perekonomian global, target pertumbuhan ekonomi pemerintah yang sebesar 5,3% untuk tahun ini rasanya akan sulit tercapai.
Jika melihat ke belakang, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun lalu hanya berada pada level 5,02%. Angka ini turun dari capaian pertumbuhan ekonomi pada 2018 yang menyentuh level 5,17%.
Baca Juga: Lawan Corona di Pelosok, Dana Desa Terancam Dikorbankan!
Menteri Keuangan Sri Mulyani bahkan menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk Q1-2020 ini terkoreksi ke level 4,8%-4,9% dalam keterangan resminya kemarin. Koreksi yang dilakukan oleh Menteri keuangan ini sangatlah realistis.
Menyikapi ancaman resesi global yang semakin nyata, setidaknya ada empat hal yang perlu menjadi catatan bagi pemerintah. Pertama, stimulus fiskal. Hal ini diperlukan untuk mencegah dampak negatif jangka panjang dari perlambatan ekonomi global yang saat ini tengah berlangsung.
Hingga saat ini pemerintah telah memberikan dua paket stimulus fiskal. Kemarin, Menteri Keuangan kembali menyatakan akan menyiapkan paket stimulus jilid III yang mencakup aspek kesehatan, perlindungan sosial serta upaya menjaga kinerja pelaku usaha. Tentu saja hal ini perlu disambut baik dan diharapkan dalam prosesnya dapat terkoordinasi dengan baik di segala lapisan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: