Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cara Pemerintah Tangani Corona Ngawur, Awal April Korban Diprediksi Tembus...

Cara Pemerintah Tangani Corona Ngawur, Awal April Korban Diprediksi Tembus... Kredit Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Dewan Penasehat DPP Partai Hanura, Inas N Zubir mengaku kecewa dengan aksi pemerintah dalam penanganan wabah virus Corona (Covid-19).

Menurut dia, protokol pemerintah bersikap pasif dan hanya menunggu partisipasi dari masyarakat untuk menahan laju penyebaran wabah virus Corona. 

"Dari protokol itu, tidak ada upaya pemerintah untuk menjemput bola atau berperan aktif menelusuri siapa-siapa yang telah terjangkit. Pemerintah hanya menunggu. Kan protokol harusnya dijalankan oleh pemerintah, ini malah masyarakat yang disuruh menjalankannya," cetusnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (23/3/2020).

Baca Juga: AHY Lagi Kampanye saat Corona? Demokrat Langsung Ngegas!

Baca Juga: Jokowi dan Anies Tangani Corona, Orang Ini Bilang: Mereka Seperti Berkompetisi

Adapundi antara isi protokol itu berbunyi; Jika Anda merasa tidak sehat dengan kriteria: demam lebih dari 38°C, batuk/ pilek/nyeri tenggorokan, disarankan istirahatlah yang cukup di rumah dan minum air yang cukup. 

Kemudian, bila tetap merasa tidak nyaman, keluhan berlanjut, atau disertai dengan kesulitan bernapas sesak atau napas cepat, segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

"Dari isi Protokol itu, dimana letak tanggungjawab pemerintah? masyrakat dengan penuh kesadaran disuruh datang sendiri layaknya mengalami sakit sebagaimana biasanya. Tidak boleh begitu, inikan bukan penyakit biasa, Corona ini pandemik, menular. Jadi Pemerintah harus proaktif dengan cara penaganan yang berbeda," tegas Inas. 

Berikutnya isi protokol itu berbunyi; pihak kesehatan di fasyankes akan melakukan screening pasien dalam pengawasan COVID-19. Jika memenuhi kriteria pasien dalam pengawasan COVID-19, maka anda akan dirujuk ke salah satu rumah sakit (RS) rujukan.

Jika tidak memenuhi kriteria pasien dalam pengawasan COVID-19, maka Anda akan dirawat inap atau rawat jalan tergantung diagnosa dan keputusan dokter fasyankes.

"Bisa kita bayangkan, orang yang membawa virus corona datang ke Puskesmas akan menularkan Covid-19 di Puskesmas tersebut, kemudian dari Puskesmas disuru ke RS rujukan dan menularkan lagi Covid-19 nya. Jadi tidak heran kenaikan penderita positif corona terus meningkat secara signifikan. justru protokol ini malahan menjadi biang keladi penyebaran Covid-19” tegas Inas. 

Belum lagi dikatakan tidak boleh menggunakan kedaraan massal menuju fasyankes. 

"Lah kalau orang yang sakit itu tidak punya kendaraan pribadi, masa dia harus jalan kaki? Lagian nggak boleh dalam keadaan sakin dipaksa membawa kendaraan. Disinilah letak penting pemerintah untuk proaktif. Jadi, protokol itu ngawur" imbuhnya. 

Karena itu, Inas berharap pemerintah melakukan revisi atas protokol penaganan Corona jika tidak ingin kondisi Indonesia jauh lebih terpuruk. 

"Apabila Protokol ini tidak segera dirubah dengan semangat menjemput bola, maka pada awal April wabah Corona akan menjangkit ribuan orang," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: