Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Innalillahi, Tingkat Fatalitas Corona Wilayah Anies Mengerikan Sekali

Innalillahi, Tingkat Fatalitas Corona Wilayah Anies Mengerikan Sekali Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi -

Tingkat fatalitas kematian akibat virus corona atau covid-19 di DKI Jakarta ternyata paling tinggi dari fatalitas global saat ini. Dari jumlah 885 kasus positif, sudah ada 90 pasien yang meninggal dunia, atau mencapai 10 persen.

Saat rapat teleconference dengan Wapres Maruf Amin di Jakarta, Kamis, 2 April 2029, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan fatalistas kematian atas corona di Jakarta sudah melebihi fatalitas global.

"Saat ini di Jakarta, ada kasus positif corona kira-kira 885 positif. Dari jumlah itu, 90 meninggal. Artinya, case fatality rate-nya sekitar 10 persen," kata Anies di Balaikota Jakarta.

Berdasarkan data yang dijabarkan Anies, secara global tingkat fatalitas corona berada pada angka 4,4 persen. Sejak awal sudah menjadi episenter corona di Indonesia, tingkat fatalitas Jakarta ternyata sudah dua kali lipat dari angka global tadi.

"Sepuluh persen itu adalah lebih dari dua kali lipat dibandingkan angka rata-rata global," ujar Anies.

Anies kembali menyampaikan, sejak muncul dan dikonfirmasi ada pasien positif corona pada awal Maret, terjadi pertumbuhan kasus positif yang sangat mengkhawatirkan di Jakarta. Virus corona membuat 90 warga Jakarta meninggal dunia, sementara 562 orang dirawat. Sebanyak 181 pasien saat ini sedang isolasi mandiri.

"Ada 181 orang yang melakukan isolasi secara mandiri. Berita baiknya adalah, 53 orang dinyatakan sembuh, tapi ada berita kurang baiknya, 90 orang dinyatakan meninggal," ujar Anies.

Sementara itu, ada total orang dalam pemantuan sebanyak 2.438 orang. Sebanyak 497 sedang dalam proses pemantauan dan 1.941 telah selesai pemantauan. Kemudian total pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 1.197 orang. Sebanyak 814 masih menjalani perawatan dan 383 sudah pulang dan dinyatakan sehat.

Covid-19 adalah penyakit baru dan para peneliti masih mempelajari bagaimana cara penularannya. Dari berbagai penelitian, metode penyebaran utama penyakit ini diduga adalah melalui droplet saluran pernapasan dan kontak dekat dengan penderita.

Droplet merupakan partikel kecil dari mulut penderita yang dapat mengandung virus penyakit, yang dihasilkan pada saat batuk, bersin, atau berbicara. Droplet dapat melewati sampai jarak tertentu (biasanya 1 meter).

Droplet bisa menempel di pakaian atau benda di sekitar penderita pada saat batuk atau bersin. Namun, partikel droplet cukup besar sehingga tidak akan bertahan atau mengendap di udara dalam waktu yang lama. 

Karena itu, orang yang sedang sakit, diwajibkan untuk menggunakan masker untuk mencegah penyebaran droplet. Untuk penularan melalui makanan, sampai saat ini belum ada bukti ilmiahnya.

Gejala Covid-19 mulai dari seperti gejala flu biasa sampai kondisi berat seperti pneumonia (radang paru akut yang gejalanya sesak napas).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: